TEMPO.CO, Bengkulu - Warga Desa Sibak, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, dikagetkan oleh penemuan ratusan ikan yang mati mendadak di Anak Sungai Air Pisang, Selasa petang, 11 Maret 2014.
Diduga, kematian ikan secara mendadak tersebut disebabkan paparan limbah salah satu perusahaan perkebunan dan pabrik pengolahan minyak sawit mentah yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Warga Desa Sibak, Edi Canyo, 27 tahun, menceritakan temuan ikan yang mati mendadak itu sekitar pukul 18.00 WIB. Saat itu, ia baru pulang dari kebun dan menyeberangi Anak Sungai Air Pisang.
"Saya heran bercampur senang karena banyak ikan seperti mabuk dengan mulut megap-megap di permukaan air sungai, lalu kami tangkap ikan-ikan itu," kata Edi Canyo, Rabu, 12 Maret 2014.
Tidak hanya Edi, beberapa warga desa yang lainnya ikut mengambil ikan yang sekarat tersebut untuk dijadikan lauk makanan. Warga mulai menaruh curiga karena jumlah ikan yang mabuk lalu mati semakin banyak.
Kepala Desa Sibak, Busran, membenarkan kabara penemuan ikan mati itu. Ia dan warganya menduga kematian ratusan ikan secara mendadak itu disebabkan limbah dari perusahaan pengolaan minyak kelapa sawit mentah.
Ia menyebutkan, pengolaan limbah di perusahaannya bekerja tidak membuang limbah ke sungai, tapi limbah digunakan kembali sebagai pupuk.
"Kejadian serupa pernah terjadi pada 2013 sekitar April, ratusan ikan juga ditemukan mati mendadak di sungai. Saat itu diakibatkan limbah perusahaan pabrik sawit jebol dan mengalir ke sungai,” kata Busrran.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kondisi air menghitam, berbuih, dan berbau menyengat. Air itu akan menyebabkan gatal-gatal di kulit.
Pihak Humas PT Daria Darma Pratama (DDP), Khusairi, saat dimintai konfirmasi menyangkal tudingan perusahaannya mencemari limbah sungai. "Saya ini warga desa sana, asli, tapi kok saya tidak melihat ada ikan yang mati?" kata dia.
PHESI ESTER JULIKAWATI