TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar modal, Reza Priyambada, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia akan mengalami kenaikan. Dia memperkirakan IHSG berada di rentang support 4651-4689 dan resistan 4.715-4.728 pada Rabu, 12 Maret 2014, melanjutkan penguatan yang terjadi sehari sebelumnya. "Namun waspadai aksi jual investor asing karena masih ada sentimen negatif yang berpotensi membuat indeks turun," kata dia. (Baca: Ekspor Cina Ganggu Indeks Saham Dunia ).
Dalam perdagangan Selasa, 11 Maret 2014, IHSG mengalami kenaikan secara bertahap sejak awal perdagangan. Namun IHSG ditutup positif pada akhir sesi perdagangan. Sentimen positif yang muncul saat itu adalah kabar soal pembagian dividen dari beberapa emiten. Hal ini mengimbangi kekhkawatiran investor menjelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia serta laju bursa saham Amerika dan Eropa yang negatif.
IHSG menyentuh level tertinggi 4706,60 pada pertengahan sesi 2 dan menyentuh level terendah 4672,54di awal sesi 1. Indeks akhirnya ditutup pada level 4.704,21. Volume perdagangan naik, tapi nilai total transaksi turun dibanding hari sebelumnya. Investor asing mencatatkan penjualan bersih dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Sementara investor domestik mencatatkan nett buy. (Baca: Saham-saham Pencetak Rugi).
Di pasar uang, rupiah menguat bersamaan dengan yen, diikuti penguatan mata uang negara berkembang lainnya. Hal ini terjadi karena ada ekspektasi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan. Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia yang menandatangani kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement (BSCA) dengan Korea Selatan senilai Rp 115 triliun membuat rupiah berada di posisi aman. Rupiah diperkirakan melampaui level resistan 11.415 per dolar AS.
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Jawa Timur Dorong Transaksi Perdagangan Elektronik
Begini, Cara Mengenali Beras Impor Berklorin
Tommy Soeharto Buka Hotel Syariah
Pengusaha Mebel Keluhkan Biaya Pengurusan Dokumen