TEMPO.CO, Jakarta - Seorang anggota parlemen Iran yang berpengaruh, Hossein Naghavi Hosseini, menuding Amerika Serikat sengaja “menculik” pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH 370. Menurut dia, AS melakukan itu untuk “mensabotase hubungan baik Iran dengan Cina dan Asia Tenggara.”
Hosseini, yang juga juru bicara komisi kebijakan luar negeri parlemen Iran itu, mengomentari berita tentang dua warga negara Iran yang naik pesawat MH 370 itu menggunakan paspor curian. Dalam pernyataannya kepada kantor berita Tasnim, dia mengatakan tudingan itu merupakan sebuah “plot”.
“Dokumen yang diterbitkan media Barat mengenai dua warga Iran yang naik pesawat tanpa paspor merupakan sebuah perang psikologis. Amerika mempekerjakan beberapa orang untuk operasi semacam itu sehingga mereka dapat menyalahkan negara lain, terutama negara-negara muslim,” kata dia.
Soal penumpang gelap penerbangan MH 370 telah dikonfirmasi oleh Interpol pada hari Minggu lalu. Mereka adalah Mohammed Reza Delavar, 29 tahun, dan Pouria Nourmohammadi, 19 tahun. Keduanya menggunakan paspor milik seorang warga Austria dan seorang Italia yang dilaporkan hilang beberapa waktu sebelumnya.
Polisi Malaysia pun membenarkan adanya kedua penumpang gelap ini. Menurut Kepala Kepolisian Malaysia, Khalid Abu Bakar, salah satu penumpang gelap itu, pemuda Iran berusia 19 tahun pencari suaka yang hendak berlindung di Jerman. "Kami percaya dia tidak mungkin menjadi anggota kelompok teroris mana pun," kata Khalid, seperti dilansir Associated Press.
THE NEW YORK TIMES | PHILIPUS PARERA
Berita terkait:
Mungkinkah Malaysia Airline MH370 Dibajak?
Malaysia Airlines, Bandara Kualalumpur dan Pembawa Bahan Peledak
Siapa Pemesan Tiket Pengguna Paspor Palsu di Malaysia Airlines?