TEMPO.CO : Gottman mengklaim, semua orang dapat menilai kehandalan tes tersebut karena dibuat berdasarkan pengalaman pribadi . Gottman yang tidak terpaku pada konsep perkawinan ideal menyatakan, mustahil mengandalkan kehidupan nyata pernikahan seseorang yang sesekali selalu berlawanan.
Gottman berpendapat, selalu ada pengalaman negatif dalam pernikahan. Meski pasangan tersebut terlihat bahagia, tetap banyak yang mengalami aktifitas yang melibatkan emosi. Sehingga tanpa disadari aktifitas tersebut berubah menjadi negatif. "Dan ini mempengaruhi hubungan pasangan sehari-hari," kata Gottman seperti yang dikutip dari situs Genius Beauty, Selasa 11 Maret 2014.
Menurut Gottam, melalui uji kekuatan pernikahan pasangan mampu memprediksi apakah mereka akan bercerai dalam waktu dekat atau tidak. Uji kekuatan pernikahan ini memiliki akurasi 90 persen . Menurut Gottman, apabila pasangan menemukan separuh dari 7 tanda berikut ini dapat dipastikan, bahwa pernikahan tersebut tidak akan berlangsung lama :
1. Sengketa yang dimulai dengan sikap sarkasme dalam menangani kasus satu sama lain.
2. Kebiasaan kedua pasangan dalam mengkritik karakter pribadi hingga membuat setengah karakter terungkap secara negatif.
3. Apabila antar pasangan berbicara dengan ekspresi wajah yang menunjukkan penghinaan atau ejekan.
4. Pembenaran tindakan sendiri dan sering berkata, "Saya tidak bersalah" atau "Itu, bukan saya yang menciptakan masalah".
5. Taktik berdalih dengan dinding pelindung, ketika salah satu dari pasangan Anda menghindari komunikasi tapi tidak merasa sakit.
6. Meluapnya banjir emosional sebagai isyarat berlebih terhadap serangan verbal yang kemudian dianggap sebagai ancaman fisik. Akibatnya kurang keinginan berkomunikasi lebih lanjut guna menyelesaikan masalah.
7. Ketidakmampuan berhenti atau mengembalikan hubungan normal saat dilanda konflik kecil, dan malah menjadi konflik yang besar.
GENIUSBEAUTY | HADRIANI P