TEMPO.CO , Depok - Hingga saat ini pelipatan kertas suara Pemilu 2014 masih berlangsung di Balai Rakyat Kota Depok. Memasuki hari keempat, sebanyak 272 pekerja sibuk melipat kertas suara yang jumlahnya masih mencapai ratusan ribu. Meski molor dari taget tiga hari pengerjaan, namun KPUD Depok optimis pelipatan kertas suara akan selesai pada Rabu besok, 12 Maret 2014.
"Hingga Senin malam (kemarin) kertas suara yang sudah dilipat mencapai 633 ribu kertas. Target pelipatan memang molor, tapi besok Rabu harus selesai," kata Ketua KPUD Depok, Titik Nurhayati pada Selasa, 11 Maret 2014.
Molornya pelipatan itu diakibatkan oleh jumlah pekerja yang jauh dari target. KPUD menargetkan 250 hingga 300 pekerja yang melipat surat suara. Namun, pada Jumat dan Sabtu hanya ada 149 pekerja yang melipat. Meski begitu, berjalannya hari para pekerja pun bertambah, mulai Senin kemarin jumlah itu bertambah menjadi 272 orang. "Semuanya warga Depok asli," katanya.
Titik mengatakan, yang dilipat saat ini masih surat suara untuk Pileg Kabupaten/Kota Depok. Jumlah keseluruhan kertas suara yang ada mencapai 1.293.000 kertas. Artinya yang belum dilipat mencapai 660 ribu surat suara. Jumlah itu belum terhitung hasil lipatan hari ini. "Hari ini belum direkap, mudah sisanya selesai semua Rabu ini," katanya.
Mengenai upah suara, Titik mengatakan, setiap pekerja mendapatkan bayaran Rp 150 per lembar. "Namun itu dipotong biaya pajak Pph sebesar lima persen. Nantinya upah mereka kami titipkan ke koordinator masing-masing pekerja," katanya. Namun, dari keterangan yang didapat di lapangan, para pekerja itu hanya mendapat upah bersih Rp 95 per lembar.
Pantauan Tempo, ratusan pekerja itu terlihat sibuk melipat suara. Mereka diawasi oleh beberapa petugas polisi dan koordinator Kelompok Kerja (Pokja) KPUD. Setiap selesai mengerjakan satu dus surat suara yang berisi 1.000 kertas, pekerja harus melaporkan ke koordinator Pokja. Laporan mereka kemudian dicatat. Sementara, kertas suara yang rusak akan langsung disimpan ke tempat berbeda. Rata-rata surat suara yang rusak karena sobek.
Rata-rata para pekerja ini hanya mampu melipat surat suara dua hingga tiga dus per harinya. Salah seorang pekerja, Nina, 29 tahun, mengatakan pada menjelang sore tadi saja dirinya sudah melipat dua dus atau 2.000 kertas. "Semakin banyak melipat semakin banyak upah yang didapat," kata Nina.
Meski begitu, Ibu rumah tangga dengan dua orang anak itu mengatakan mengenai upah mengaku tidak tahu. "Saya nggak tahu dapat berapa. Saya ke sini diajak bapak. Katanya denger-denger sih dapat Rp 100 per lembar," katanya. Menurut dia, dirinya hanya bekerja sampai sore hari. "Pukul 08.00 WIB, pulang pukul 16.30 WIB," katanya.
Pekerja yang lain, Endar, 30 tahun, mengatakan tiga dus itu adalah jumlah maksimal yang bisa dikerjakan sehari. Itu pun dikerjakan sampai malam. Menurut dia, pelipatan itu susah-susah mudah.
ILHAM TIRTA
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Potongan Bodi Malaysia Airlines Ditemukan
Pilot Boeing Sempat Kontak Pilot Malaysia Airlines
Ada 'Eks Tim Sukses Jokowi' Bermain di Busway Karatan?