TEMPO.CO, Pekanbaru - Pekatnya asap di wilayah Riau membuat program hujan buatan sulit dijalankan. Pesawat Cassa yang digunakan untuk melakukan modifikasi cuaca tak bisa mengudara lantaran terhalang asap dan jarak pandang yang hanya 300 meter. "Sudah dua hari ini tidak bisa menyemai garam," Kata Kepala UPT Hujan Buatan Heru Widodo, saat dihubungi Tempo, Kamis, 13 Maret 2014.
Kepekatan asap di Pekanbaru pada ketinggian 1.000 kaki membuat jarang pandang terbatas. Meski jarak pandang terbatas, pihaknya tetap akan menyemai garam dengan meminta bantuan pesawat Hercules dari Jakarta. Penyemaian rencananya dilakukan pada Jumat, 14 Maret 2014.
Untuk menyiasati kepekatan asap, garam akan disemai pada ketinggian 5.000 kaki. "Operasi penyemaian garam akan dilakukan langsung dari Bandara Halim Perdanakusuma," katanya.
Sebelumnya, Komandan Satuan Petugas Penanggulangan Bencana Asap Brigadir Jendral Agus Irianto mengatakan sejauh ini sudah 6 ton garam yang disemaikan dari langit Riau. Namun cuaca kering tanpa awan membuat upaya hujan buatan belum maksimal. "Hujan yang terjadi masih intensitas ringan," katanya.
Operasi pemadaman api lewat udara dengan helikopter water-bombing pun tidak bisa dilakukan akibat kabut asap yang pekat. Upaya pemadaman diintensifkan melalui tim pemadam yang terdiri atas 2.500 personel gabungan dari TNI, kepolisian, dan Manggala Agni.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan ada potensi turunnya hujan dan terbentukanya awan dua hari mendatang di wilayah Riau."Ada pergerakan udara basah masuk ke wilayah Riau karena pergerakan matahari mendekati ekuator yang menimbulkan potensi hujan cukup besar," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Agus Widodo, saat dihubungi Tempo.
RIYAN NOFITRA
Terpopuler :
Budiman Klaim Ditawari Jadi Cawapres Prabowo
KPPU Cecar Roy Suryo Soal Monopoli
Enam Kontrak Pasokan Gas Diteken
Industri Grafika Nasional Tertinggal Sepuluh Tahun