TEMPO.CO, Bandar Lampung - Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kota Bandar Lampung menyita sepuluh ton gula dari salah seorang relawan pemenangan salah satu calon gubernur. Diduga gula yang dikemas dalam ribuan bungkus plastik tanpa merek itu akan dibagi-bagikan kepada masyarakat dalam kampanye. "Kami masih menyelidiki asal-usul dan peruntukan gula itu," kata anggota Panwaslu Kota Bandar Lampung, Yusrizal Karana, Kamis, 13 Maret 2014.
Gula itu disita dari rumah seorang warga Kelurahan Sumur Putri, Kecamatan Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, bernama Rohim pada Kamis dinihari, 13 Maret 2014. Saat ini Rohim masih menjalani pemeriksaan di kantor Panwaslu Kota Bandar Lampung. "Penangkapan berdasarkan laporan masyarakat yang mengetahui adanya distribusi gula dan sembako dalam jumlah banyak," ujar Yusrizal.
Jika gula itu terbukti akan digunakan untuk memuluskan ambisi politik, kata dia, calon gubernur yang terlibat bisa digugurkan. Tidak hanya di Bandar Lampung, Panwaslu juga menyita berton-ton gula di sejumlah daerah, seperti di Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pringsewu. Meski begitu, panitia pengawas belum mengumumkan pasangan calon gubernur yang berada di balik kepemilikan gula-gula itu.
Di Lampung Selatan, misalnya, empat ton gula ditemukan dengan identitas seorang calon anggota legislatif dari partai pengusung salah satu pasangan calon gubernur. Disinyalir, politik uang dalam bentuk pembagian paket sembako dilakukan dengan menyamarkan distribusi melalui calon legislator. Itu karena penyelenggaraan pemilihan Gubernur Lampung berbarengan dengan pemilihan umum legislatif, yakni pada 9 April 2014.
Kampanye pasangan calon gubernur-wakil gubernur sebenarnya baru dimulai 23 Maret 2014. Jadwal kampanye dibuat tidak bersamaan dengan kampanye pemilu. Bahkan calon gubernur tidak boleh berkampanye pada masa kampanye calon legislator, yakni mulai 16 Maret 2014.
Pemilihan Gubernur Lampung diikuti oleh empat pasangann, yaitu Berlian Tihang-Mukhlis Basri (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa), Muhammad Ridho Ficardo-Bakhtiar Basri (Partai Demokrat), Herman H.N.-Zainudin Hasan (Partai Amanat Nasional) dan Alzier Dianis Thabranie-Lukman Hakim (PartaI Golongan Karya).
NUROCHMAN ARRAZIE
Terpopuler:
Nyekar Bung Karno, Jokowi Absen Makan dengan SBY
Pasrah Hatta Kala Aliya Rajasa Tersabot Demokrat
Mega Minta Kader Stop Bicarakan Deklarasi Jokowi