TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan perusahaan otomotif PT Astra International Tbk dalam pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Gedangsari di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, awal Maret ini.
Sekolah yang ditargetkan beroperasi Agustus mendatang itu diharapkan mampu menghasilkan tenaga terampil, khususnya dalam mengangkat potensi kearifan lokal. “Fokusnya sebagai teaching factory atau ruang pembelajaran, khusus mempelajari batik lokal, semacam laboratoium,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Sugiyanta, kepada Tempo, Kamis, 13 Maret 2014.
Untuk itu, seluruh guru SMKN 2 Gedangsari akan disekolahkan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya di Sleman. Sekolah itu juga dilengkapi laboratorium dan ruang produksi, peragaan, serta pameran hasil karya siswa. “Semuanya dibiayai Astra. Kami sediakan sumber dayanya,” katanya. Diperkirakan bantuan yang diberikan Astra International sebesar RP 11 miliar.
Jurusan Tata Busana Batik rencananya akan dibuka di sekolah itu. Siswa jurusan tersebut tak hanya mempelajari corak batik khas Gunungkidul seperti Walang Jati dan Sekar Jagad, tapi juga beragam motif batik di Yogyakarta yang punya kekhasan tersendiri.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gunungkidul Syarif Armunanto menuturkan SMKN 2 Gedangsari akan menjadi sekolah unggulan baru di bidang pendidikan kejuruan di Gunungkidul, yang selama ini belum digarap dengan serius.
SMKN 2 Gedangsari, kata Syarif, diprediksi akan mengikuti jejak sukses SMKN Ngawen, yang mulai menerima siswa baru pada 2013. Bedanya, sekolah di Ngawen berfokus pada keterampilan di bidang industri alat berat. "Angkatan pertama sudah berjalan, tinggal menunggu hasil. Dan industri siap menerima," katanya.
PRIBADI WICAKSONO