TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan Pemilihan Umum 2014 diperkirakan menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,1 persen. "Semula diprediksi menambah pertumbuhan ekonomi 0,2 persen," katanya, Jumat, 15 Maret 2014. (baca:Wamenkeu: Pemilu Dorong Pertumbuhan Ekonomi)
Dia menjelaskan, pengeluaran menjelang pemilu tahun ini tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya karena pengawasan penegak hukum yang ketat. Perry menuturkan semula Bank Indonesia memprediksi pemilu berkontribusi 0,2 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dengan melihat pola-pola pengeluaran pada tahun pemilu sebelumnya.
Sebelumnya, ekonom dari Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan pengumuman nama calon presiden 2014 menjadi momentum penting masuknya dana asing ke pasar Indonesia. "Setiap tahun pemilu, indeks harga saham gabungan (IHSG) naik," ujarnya. (baca:Sumbangan Positif Pemilu ke Ekonomi Diragukan)
Menurut Lana, pada Pemilu 1999, ketika pemilihan presiden diselenggarakan di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), indeks menguat 70 persen. Kemudian pada Pemilu 2004, dengan pemilihan presiden secara langsung dan Presiden Susilo Bambang Yudhyono menjadi tokoh baru, indeks naik 40 persen.
Lana menuturkan, ketika SBY mengikuti pemilu untuk kedua kalinya, indeks naik 87 persen. "Kalau calonnya itu disukai, ada optimisme yang signifikan," ujarnya.
Dia mengungkapkan adanya harapan akan membaiknya ekonomi global mampu menjadi pendorong ekspor Indonesia. Menurut Lana, efek pengeluaran dalam kampanye pemilu berpotensi membuat ekonomi Indonesia relatif tertahan dari perlambatan tajam.
Lana mengatakan risiko eksternal terutama datang dari Amerika Serikat, yang bisa membawa dana asing keluar dari emerging market, termasuk Indonesia. Meski demikian, dia menyebutkan ada perbaikan fundamental ekonomi Indonesia yang berlanjut pada 2014 dengan berkurangnya defisit transaksi berjalan, yang bisa kembali di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Sektor-sektor domestik dan berbasis demgrafi masih menjadi sumber pendorong ekonomi utama Indonesia," kata Lana.
MARIA YUNIAR
Terpopuler
Indonesia Harus Bangun Lembaga Sertifikasi Profesi
SBY Saksikan Pembangunan Pipa Gas di Semarang
SBY Jengkel Dengar Banyak Makelar Sapi
KPPU Akan Panggil MNC dan Viva Group