TEMPO.CO, Makassar - Pemerintah Kabupaten Bantaeng menyiapkan wilayahnya menjadi salah satu daerah industri. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Bantaeng M. Yasin dalam bincang-bincang Pajak Ekspo 2014 di Celebes Convention Center, Makassar, Kamis, 13 Maret 2014. (baca: Warga Gowa Minta Infrastruktur Dibenahi)
“Bantaeng adalah wilayah yang kecil dengan sumber daya seadanya. Karena itulah kami menyiapkan Bantaeng untuk menjadi wilayah industri agar pertumbuhan ekonomi bisa naik,” kata Muh Yasin.
Pembangunan delapan smelter di Bantaeng menjadi bukti keseriusan pemerintah Bantaeng mewujudkan hal tersebut. Empat smelter dalam pematangan lahan dan satu di antaranya telah mengantongi iZin ekspor pada tahun 2015 nanti. Keuntungan dari ekspor tambang tersebut akan memberikan keuntungan US$ 3 juta, dengan ekspor tambang 30 juta ton per tahun. Pembangunan smelter ini dilakukan tiga investor lokal dan lima investor asing yang berasal dari Cina dan Jepang.
Tak hanya itu, kata Yasin, pemerintah Bantaeng juga mempermudah perizinan kepada para investor yang ingin berinvestasi di Bantaeng, seperti izin lokasi dan izin usaha. Untuk memperlancar izin tersebut keluar, pemda membentuk tim khusus yang mengawal para investor.
“Kalau biasanya urus izin-perizinan di satu lembaga itu butuh satu hari dua hari, tapi kalau di Bantaeng, sebelum gelas habis dituang, izin usaha itu sudah keluar. Yang paling inti dalam hal ini adalah kepercayaan,” katanya.
Untuk mendorong investasi, pemda juga menyiapkan sejumlah infrastruktur, seperti listrik berkapasitas 134 megawatt, Kawasan Industri Bantaeng (Kiba) seluas 3.000 hektare, dan Balai Latihan Kerja (BLK) yang menyiapkan tenaga kerja sesuai kebutuhan investor. Selain itu, sejumlah fasilitas umum, seperti Rumah Sakit Umum Daerah Bantaeng, rusunawa, dan resort, juga telah dibangun. M. Yasin percaya pembangunan industri di Bantaeng akan menyerap 17 ribu tenaga kerja.
Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Sulawesi Selatan Arifin Daud mengatakan pihaknya akan senantiasa membantu mempromosikan daerah Sulawesi Selatan agar dilirik oleh investor asing. Dia pun menjabarkan bahwa penanaman modal asing di Provinsi Sulawesi Selatan telah mencapai US$ 1,5 miliar dengan serapan tenaga kerja 278 tenaga asing dan 23.079 tenaga kerja Indonesia.
Adapun penanaman modal dalam negeri mencapai Rp 10,4 triliun dengan serapan tenaga kerja 150 ribu tenaga kerja Indonesia dan 593 tenaga kerja asing. Izin yang dikeluarkan untuk investasi pada tahun 2013 mencapai 215 izin dengan nilai investasi Rp 10,5 triliun.
HASDINAR BURHAN