TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Boeing 777 Malaysia Airlines disebut sempat terbang beberapa jam seusai kontak terakhir dengan menara pengawas pada Sabtu pagi, 8 Maret 2014. Menurut seorang pejabat Malaysia yang tidak mau disebutkan namanya, pesawat dengan nomor penerbangan MH370 itu mengirim tanda atau pesan berupa ping ke sistem data transmisi Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS).
"Pengiriman sinyal itu terjadi selama lima jam setelah pesawat hilang dari layar radar penerbangan sipil," kata pejabat itu kepada Associated Press. "Itu menunjukkan pesawat berada di udara dan tidak segera hancur dalam kecelakaan."
Tanda ping, pejabat itu melanjutkan, mirip dengan telepon genggam yang tidak aktif namun tetap memberi sinyal keberadaan ke jaringan seluler. Adapun pejabat senior Amerika Serikat menyatakan kepada CNN bahwa ada kemungkinan pesawat terbang ke arah Samudera Hindia. Dugaan itu muncul dari penggabungan informasi soal radar, sinyal ping, dan kapasitas bahan bakar MH370.
"Kemungkinan besar pesawat ada di dasar Samudera Hindia," kata pejabat itu seperti dikutip CNN, Jumat, 14 Maret 2014.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Jay Carney, menyatakan area pencarian Malaysia Airlines diperluas hingga ke Samudera Hindia. Bahkan Negeri Abang Sam mengerahkan kapal penghancur misil guna mencari pesawat nahas itu. "Area pencarian diperluas sekitar 35.800 mil persegi," ujar Carney.
Pada Kamis, 13 Maret 2014, ABC dan CBS News mengabarkan adanya kemungkinan pilot sengaja mematikan sistem komunikasi MH370. Tujuannya: menghindari deteksi.
CNN | BUZZ FEED | CBS NEWS | CORNILA DESYANA
Kapal Penghancur Misil Ikut Cari Malaysia Airlines
Gambar Satelit Cina Bukan Puing Malaysia Airlines
AS Yakin Malaysia Airlines Jatuh di Samudera India
CIA: Pilot Malaysia Airlines Mungkin Bunuh Diri
TNI AU: Waktu Pencarian MH-370 Bisa Ditambah