TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampaknya mulai tidak sabar dengan cara Pemerintah Provinsi Riau dan para menterinya dalam menangani kabut asap kebakaran hutan. Dalam akun Twiternya, @SBYudhoyono, ia mengatakan akan mengambil alih penanganan dalam satu atau dua hari ini.
“Kalau dlm waktu 1-2 hari ini Pemda Riau & para Menteri tidak bisa mengatasi, kepemimpinan & pengendalian akan saya ambil alih,” demikian cuit Presiden, Jumat, 14 Maret 2014.
Dampak kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan di Riau makin mencemaskan. Indeks Standar Pencemaran Udara di Riau sudah mencapai 305-500. Angka maksimal udara yang sehat adalah 100.
Jarak pandang ada di bawah 100 meter sehingga Bandar Udara Syarif Kasim II ditutup sejak Rabu lalu. Sejauh ini polisi baru menetapkan 40 tersangka, termasuk sebuah perusahaan sebagai pelaku pembakaran lahan. (Baca: Tersangka Pembakar Lahan)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru pekan lalu menyebutkan satelit Tera dan Aqua memantau 443 hotspot di sejumlah wilayah Riau. Jumlah ini cenderung meningkat dari hari sebelumnya 177 hotspot. Jarak pandang terbatas hingga 500 meter.
Kabut asap pekat turut mengganggu aktivitas penerbangan di Pekanbaru. Lima pesawat terpaksa menunda penerbangan, sedangkan dua pesawat lagi terpaksa membatalkan pendaratan di Pekanbaru. Jarak pandang berkisar 400 sampai 8.000 meter.
Belum ada strategi penanganan asap secara menyeluruh. Pemerintah Riau mengeluhkan bantuan pusat belum maksimal sehingga upaya pemadaman sulit dilakukan.
RIYAN NOVITRA | YUDONO
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Gadis 16 Tahun Dibunuh, Tragedi Ade Sara II?
8 Hal Membingungkan Soal Pesawat Malaysia Airlines
CIA: Pilot Malaysia Airlines Mungkin Bunuh Diri