TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Penyiaran Indonesia menyimpulkan masih banyak iklan kampanye politik yang tayang di media penyiaran setelah ditetapkan moratorium iklan kampanye pada akhir Februari lalu. Wakil Ketua KPI Iddy Muzayyad mengatakan sepanjang periode pemantauan pada 1-11 Maret 2011, Komisi menemukan iklan kampanye dan iklan politik sejumlah partai politik yang tayang di televisi. (Baca: KPI Larang Semua Siaran TV Berbau Kampanye)
"Ditemukan iklan dari Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Hanura serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia," kata Iddy, di gedung Bawaslu, Jakarta, Jumat, 14 Maret 2014.
Pada 28 Februari lalu, diteken Surat Keputusan Bersama Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, KPI, dan Komisi Informasi Pusat tentang Kepatuhan pada Ketentuan Pelaksanaan Kampanye Pemilu Media Penyiaran pada 28 Februari 2014 lalu.
Adapun pelanggaran itu, rinciannya 487 spot iklan Golkar, 378 Nasdem, 305 Gerindra, 273 PDIP, 90 PKB, 80 Hanura, 67 PAN, 42 PKPI, sembilan PKS, dan delapan Demokrat. "Semua iklan kampanye dan iklan politik itu tayang dan tersebar di sebelas televisi berjaringan nasional," ujarnya.
Hasil pemantauan KPI mencatat sebanyak 306 spot iklan partai tayang di Trans TV, 291 di RCTI, 239 di TV One, 220 di Metro TV, 194 di Indosiar, 172 di SCTV, 184 di ANTV, 139 di Trans7, 137 di MNC TV, 133 di Global TV, dan 7 di TVRI. "Masih ada televisi yang menyiarkan iklan itu sampai hari ini," ucap Iddy. (Baca juga:KPI Tegur Tiga Stasiun Televisi)
Menurut dia, KPI menemukan pola yang berbeda di setiap tayangan iklan kampanye politik tersebut. "Versinya bermacam-macam," kata Iddy. Misalnya, dia melanjutkan, iklan yang menampilkan atau menyebutkan nomor urut partai, logo partai, visi atau misi partai, slogan partai, dan tokoh partai. "Ini kreativitas mereka," ujarnya.
PRIHANDOKO
Topik terhangat:
Ade Sara | Malaysia Airlines | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Gadis 16 Tahun Dibunuh, Tragedi Ade Sara II?
8 Hal Membingungkan Soal Pesawat Malaysia Airlines