TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono geram akibat kebakaran hutan dan bencana asap kembali melanda Riau. Dalam telekonferensi yang dilangsungkan pada Jumat, 14 Maret 2014, Presiden tak dapat menyembunyikan kejengkelan dalam nada suaranya. "Ini terjadi lagi, dan Riau lagi. Saya tahu ini disebabkan oleh kesalahan kita sendiri," kata Presiden dengan nada geram. (Baca: SBY Sebut Kebakaran Lahan di Riau Ulah Masyarakat)
Presiden, yang tengah berada di Jawa Tengah saat telekonferensi, mengatakan biang keladi kebakaran hutan di Riau adalah pembakaran yang disengaja oleh manusia. Meski cuaca ekstrem sedang terjadi di beberapa wilayah Nusantara, SBY mengatakan kebakaran di Riau adalah dampak perbuatan manusia. "Sampai kapan pun kalau setiap tahun sebagian penduduk Indonesia, utamanya di Riau, melakukan pembakaran seperti ini, ya, asap akan terus datang," kata Presiden.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan banyak pendatang dari provinsi-provinsi lain di Sumatera yang membuka perkebunan sawit di Riau. Sayangnya, pembukaan lahan dilakukan dengan membakar hutan. Zulkifli mengusulkan, agar kejadian ini tak berulang, patroli harus semakin gencar. Apalagi, menurut dia, saat ini ada teknologi yang bisa mendeteksi titik api.
"Kalau kita patroli jelas, ada orang dan gubuk yang membakar lahan itu. Yang membakar lahan diambil, dihukum, atau dipulangkan ke daerah asalnya. Harus ada penegakan hukum," kata Zulkifli setelah mengikuti telekonferensi dari Mabes Polri, Jakarta.
Presiden mengatakan, seusai operasi tanggap darurat, pemerintah akan melakukan sosialisasi lagi kepada masyarakat agar tak lagi membuka lahan dengan membakar hutan. Presiden juga akan meminta perusahaan-perusahaan untuk membantu petani kecil yang ingin membuka lahan dengan cara yang tak membahayakan lingkungan.
"Perusahaan banyak sekali jumlahnya, pasti ada anggaran corporate social responsibility. Kalau kita wujudkan untuk membantu saudara kita membuka lahan, saudara-saudara kita tidak harus terus membakar setiap tahun," kata Presiden.
Dalam telekonferensi yang diikuti sejumlah pejabat tinggi pemerintah pusat dan Riau ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan pengintensifan operasi tanggap darurat penanggulangan kebakaran hutan dan bencana asap di Riau. Presiden menyatakan operasi harus diintesifkan selama tiga minggu.
Presiden telah memerintahkan TNI untuk menambah kekuatan satu brigade guna membantu pemadaman kebakaran. Presiden juga meminta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Riau untuk ikut membantu mengerahkan peralatan pemadam api.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Capres, Warga Semeru: Satria Piningit Datang
Jokowi Capres, Ahok: Ada yang Hilang
Deklarasi Jokowi Jumat Pahing Dinilai Tepat Jokowi Capres, Warga dan Birokrat Jakarta Marah?