TEMPO.CO , Jakarta:Tidak semua pengusaha konveksi menerima pemesanan kaos atau baju dari para calon legislatif (caleg) pada tahun ini. Salah satunya adalah Fakhruddin, pengusaha konveksi di Bandung, Jawa Barat. Alasannya, kata dia, para celeg yang memesan kaos sulit sekali ditagih ketika harus melunasi pembayaran.
"Ada sepuluh teman saya tutup usahanya karena tidak dibayar," kata Fakhruddin kepada Tempo, Sabtu, 15 Maret 2014. Dia juga mengatakan banyak pengusaha konveksi di Bandung tidak menerima order kaos kampanye. Salah satunya adalah pengusaha konveksi yang berada di Kawasan Jalan Suci dan Suropati, Bandung.
Berbeda dengan Fakhruddin, pengusaha konveksi asal Cianjur Muhamad Gilang mengaku masih menerima order kaos dari para celeg. Namun, dia mengaku selektif menerima pesanan karena pernah ditipu di pemilu 2009 oleh tim sukses salah satu calon. "Saya enggak berani, kalau yang pesan bukan ring satu dari caleg itu," ujarnya kepada Tempo, Sabtu 15 Maret 2014. (baca:Pengusaha Tak Sembarang Terima Order dari Caleg)
Selain selektif menerima order, Gilang juga menaikkan uang muka pembayaran menjadi 80 persen dari nilai barang yang dipesan. Cara ini dilakukan jika pemesan tak membayar, maka dia tak mengalami kerugian. "Untung saya hanya 20 persen. Kalau mereka tidak membayar, ya saya anggap kami kerja bakti." (baca:Jelang Kampanye, Pemesanan Kaos Caleg Sepi)
Gilang mengakui bisnis order partai ini cukup menjanjikan. Pesanan kaos tiap caleg tergantung dari jenis daerah pemilihannya dan kemampuan modal masing-masing. "Caleg kabupaten rata-rata pesan lebih dari seribuan kaos, caleg provinis pesan rata-rata lebih 10.000 dan caleg tingkat pusat memesan seratus ribuan," ujarnya.
ALI HIDAYAT
Berita Terkait
Kampanye Damai, 50 Ribu Orang Tumplek di Monas
Menelisik Deklarasi Jokowi dari Primbon Jawa
Kampanye Hari Pertama, SBY Langsung Turun ke Arena