TEMPO.CO, Jakarta - Momen pemilihan umum (Pemilu) selalu mendatangkan berkah bagi produsen atribut kampanye, seperti kaus, spanduk, dan kalender. Rata-rata dari mereka meraih laba besar pada musim kampanye pemilu. Namun banyak juga pengusaha yang merugi lantaran tak dibayar oleh si pemesan, yang kalah dalam perebutan kursi anggota legislatif.
Untuk Pemilu 2014, pengusaha punya taktik untuk menghindari pemesan atau calon anggota legislatif (caleg) penipu. Menurut Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, salah satu caranya adalah memperketat sistem pembayaran order. (Baca: Kapok Ditipu, Pengusaha Tolak Order Kaos Caleg).
Ade mengatakan saat ini kebanyakan pengusaha atribut kampanye mematok uang muka pemesanan hingga di atas 50 persen. Jika tidak dilunasi, para pengusaha tidak akan menyerahkan barang pesanan tesebut. "Kalau pun tidak dibayar, barang ini akan dijual ke pasar dengan harga murah," katanya kepada Tempo. (Baca: Order Cetakan Kampanye, Caleg Harus Bayar Tunai).
Bagi pengusaha, cara ini tentu lebih aman. Selain sudah mendapat uang muka yang cukup besar, nilai kerugian jika si pemesan mangkir bisa ditekan karena kaus-kaus ini lumayan laku di pasaran.
Ade memperkirakan saat ini setiap caleg memesan 500-100 ribu kaus untuk kampanye. Pada Pemilu 2014, kata Ade, tidak banyak caleg yang memasang strategi bagi-bagi kaus untuk calon pemilih. "Dari 6.000 caleg, hanya sedikit yang memesan kaus," ujarnya. (Baca: Pengusaha Selektif Terima Order Kaos dari Caleg).
Muhammad Gilang, pengusaha konveksi asal Cianjur, juga menerapkan cara tersebut. Dia bahkan mematok panjar hingga 80 persen. Maklum saja, order para caleg cukup banyak. Menurut Gilang, caleg tingkat kabupaten/kota rata-rata memesan 1.000 kaus. Sedangkan caleg skala provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat RI rata-rata memesan 10 ribu-100 ribu kaus. "Untung saya hanya 20 persen. Jika mereka tidak membayar, saya anggap kerja bakti," katanya. (Baca: Jelang Kampanye, Pemesanan Kaos Caleg Sepi).
ALI HIDAYAT
Berita Bisnis Lainnya
Pengusaha Selektif Terima Order Kaos dari Caleg
Koran Surabaya Post Tutup?
Order Percetakan Pemilu Kebanyakan dari Luar Jawa
Pengusaha Tak Sembarang Terima Order dari Caleg