TEMPO.CO, Jakarta - IS, bocah berusia tiga tahun yang disiksa oleh kekasih ibunya kini masih dalam perawatan intensif Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Ahad, 16 Maret 2014, merupakan hari ketiga IS dirawat setelah ditemukan tengah kesakitan di daerah Pademangan, Jakarta Utara. (Baca: Balita Dianiaya, Tubuh Terluka hingga Kuku dan Skrotum)
Pantauan Tempo, IS masih diinfus untuk membantunya mendapat asupan gizi. IS sedang tertidur saat dikunjungi. Meski tertidur, ia sesekali merintih dan menangis layaknya seorang yang sedang menahan sakit. "Sudah tertidur sekitar satu jam," kata Masrima'as, kakek IS, saat ditemui di ruang perawatan, Ahad, 16 Maret 2014.
Bagian depan tubuh IS dari dada hingga perut penuh luka lebam keunguan yang beberapa di antaranya adalah luka terbuka. Tangan kiri IS mengalami patah tulang dan menggunakan gips. Ia dirawat seorang diri di ruang perawatan dengan kapasitas dua orang itu. (Baca: Balita Dianiaya, Tangan Patah, Badan Disetrika)
Tak ada banyak aksesoris dan hiasan di ruang perawatan IS. Ada beberapa lembar pakaian dan dua bungkus besar popok sekali pakai. Yang paling menonjol, sebuah sepeda baru berwarna putih dan biru yang masih dibungkus. Sepeda tersebut diletakkan di pojok ruangan di dekat tempat tidur IS. "Kemarin ada yang memberi," kata Masrima'as.
Masrima'as menuturkan ia menonton tayangan berita di sebuah stasiun televisi swasta. Warga Tambun, Bekasi ini lalu menghubungi pihak Kepolisian Resor Jakarta Utara guna memastikan IS adalah cucunya.
Setibanya di rumah sakit, ia berujar IS masih mengenali dirinya dan tergolong ceria. IS merespon semua percakapan yang diajukan. "Kemarin omongannya banyak, hari ini lebih banyak tidur," Masrima'as menjelaskan.
IS merupakan korban penganiayaan oleh Dadang Supriyatna, 29 tahun. Dadang merupakan teman dekat dari I, ibu dari IS. Dadang yang telah mengenal I sekitar satu bulan sakit hati lantaran I justru memperkenalkan lelaki lain kepadanya.
LINDA HAIRANI
Berita Lainnya:
Kisah MengIndonesiakan Paksa Anak Timor Leste (1)
Jokowi Capres, Aher: Takdir Tak Pernah Salah
Karena Jokowi, Metode Kampanye PDIP Diubah
Makan Siang PDIP, Jokowi Saweran
Kenapa Jokowi Kampanye dengan Putar-putar Museum?