TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengakui pertumbuhan kredit di bank yang dipimpinnya awal tahun ini cenderung melambat. Namun dia yakin, mulai kuartal kedua dan seterusnya, pertumbuhan kredit akan lebih baik.
Secara siklus, kata dia, awal tahun pertumbuhan kredit memang cenderung melemah. "Kalau tahun lalu sekitar 20-22 persen, tahun ini target hanya 15 persen saja," kata Jahja di Jakarta, Senin, 17 Maret 2014. BCA diakuinya sedari awal memprediksi pertumbuhan kredit baru akan meningkat pada kuartal kedua.
Namun, jika sampai kuartal ketiga kondisi ekonomi bagus serta pemilu berjalan lancar, BCA akan mengubah target pertumbuhan kredit menjadi 18 persen. "Sampai September kita antisipasi sampai 15 persen dulu. Kalau ternyata bagus, ya, bisa sampai 18 persen, dua tahap."
Tahun lalu, pertumbuhan kredit BCA mencatatkan pertumbuhan 21,6 persen menjadi Rp 312,3 triliun. Komposisi kredit korporasi 33 persen, sedangkan komposisi kredit komersial & UKM (usaha kecil dan menengah) dan kredit konsumer masing-masing 39,2 persen dan 27,8 persen.
BCA pada tahun lalu juga mencatatkan laba bersih Rp 14,3 triliun. Margin bunga bersih (NIM) BCA tahun 2013 naik 60 basis poin menjadi 6,2 persen dibandingkan 2012 yang hanya 5,6. Pendapatan operasional tumbuh 14,4 persen menjadi Rp 7,3 triliun sepanjang 2013. Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) tahun lalu mencapai 15,2 persen.
Kenaikan bunga juga berimbas pada menurunnya pertumbuhan kredit konsumen. Beberapa lini kredit yang terdampak antara lain kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kepemilikan kendaraan bermotor. Bahkan tahun ini BCA hanya mematok target pertumbuhan KPR 10 persen. Jumlah itu lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai 30 persen.
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Sindir Megawati, Prabowo: Kalau Manusia...
Siapa yang Berkomunikasi Terakhir di Kokpit MH370?
Disindir Ruhut, Jokowi: Sudah Beribu Kali Diejek
Malaysia Airlines 'Kucing-kucingan' Hindari Radar