TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan fasilitas penyimpanan gas padat (Storage Compressed Natural Gas/ CNG) untuk Pembangkit Listrik Muara Tawar, Bekasi, Jawa Barat. Menurut General Manager CNG Plant Muara Tawar, Edi Hartono, gudang ini bisa menampung bahan bakar gas sebanyak 21,4 juta metrik kaki kubik (MMSCF). "Pembangunannya memakan waktu 8,5 bulan," kata dia di lokasi gudang tersebut, Senin, 17 Maret 2014. (Baca: PLTGU Muara Tawar Mulai Gunakan Gas).
Edi mengatakan perencanaan proyek gudang CNG dimulai pada 21 Desember 2012 dan peletakan batu pertama dilakukan pada Juli 2013, setelah PLN menggandeng mitra investasi. Proyek ini menelan dana Rp 557 miliar. Menurut Edi, semua desain proyek ini dikerjakan oleh insinyur Indonesia. PLN juga menggandeng Institut Teknologi Surabaya sebagai konsultan teknik. "Dengan demikian, 99 persen proyek ini dikerjakan orang Indonesia," katanya.
Setelah gudang ini beroperasi, PLN bisa memaksimalkan penyerapan gas dari PT PGN (persero) dan PT Pertamina EP. CNG Muara Tawar mendapatkan pasokan gas dari PGN dan Pertamina EP rata-rata sebesar 180 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). (Baca : Bangun CNG, PLN Hemat Rp 1,7 Triliun ).
Proyek gudang CNG Muara Tawar didanai oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali dan dikerjakan konsorsium PT Pembangunan Perumahan (PP)-Odira-Adcomp. Sebelumnya PLN telah membangun fasilitas serupa di Jakabaring, Palembang, serta di Grati, Jawa Timur.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali. Pembangkit listrik ini dahulu merupakan bagian dari Pembangkit Listrik Muara Karang, yang dipisahkan pada 1 April 2003. Pembangkit Muara Tawar mengoperasikan dua unit PLTG dan tiga PLTGU dengan total kapasitas 920 megawatt. Listrik dari pembangkit ini didistribusikan melalui Sistem Interkoneksi Jawa-Bali.
ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Sindir Megawati, Prabowo: Kalau Manusia...
Siapa yang Berkomunikasi Terakhir di Kokpit MH370?
Disindir Ruhut, Jokowi: Sudah Beribu Kali Diejek