TEMPO.CO , Jakarta - Analis PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, memperkirakan dampak pencalonan Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden oleh PDI Perjuangan sangat signifikan pada kinerja pasar modal. Kiswoyo memperkirakan efek Jokowi akan terasa di Bursa Efek Indonesia hingga dua pekan ke depan, atau akhir Maret 2014. "Itu untuk perkiraan jangka pendek," kata dia kepada Tempo, Ahad, 16 Maret 2014. (Baca: Jokowi Capres, IHSG Terbang Tinggi ).
Efek Jokowi pertama kali terasa pada penutupan perdagangan Jumat, 14 Maret 2014. Saat itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia naik tajam 152,47 poin (3,23 persen) ke level 4.878,64. IHSG bahkan bergerak melawan arah bursa regional Asia yang terkoreksi. Perdagangan saham mencapai 272.034 kali dengan volume 6,103 miliar lembar saham senilai Rp 8,399 triliun. (Baca: Euforia Jokowi, Saham Perbankan Diburu).
Kiswoyo memperkirakan pada satu hingga dua pekan mendatang IHSG akan berada pada level 4.650 sampai 4.950. Menurut dia sentimen Jokowi masih akan menjadi faktor dominan yang menentukan pergerakan indeks. Sebab, "Investor masih berharap bahwa jika Jokowi menjadi presiden, maka pembangunan infrastuktur akan berjalan dengan maksimal," ujar Kiswoyo.
Menurut Kiswoyo, IHSG bisa melampaui 5.200 setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Hal ini bisa tercapai jika presiden yang terpilih dianggap sesuai dengan harapan investor. "Terutama jika presidennya dianggap mampu memperbaiki kinerja perekonomian dan memperbaiki infrastruktur nasional," ujarnya. (Baca: Pencapresan Jokowi Dorong Penguatan Rupiah).
Analis pasar modal Reza Priyambada, mengatakan efek Jokowi merupakan fenomena langka. Sebab, kata dia, jarang sekali faktor non-ekonomi menjadi penentu dominan yang menggerakkan laju indeks saham. Biasanya investor mengacu pada laporan keuangan, data ekonomi domestik, dan nilai tukar rupiah sebelum mengambil keputusan investasi.
Reza mengatakan ekspektasi pelaku pasar terhadap Jokowi mirip dengan ekspektasi pasar Amerika Serikat ketika Barack Obama terpilih sebagai presiden pada 2008. "Apa yang terjadi pada Jokowi merupakan kasus yang langka, seiring dengan begitu besar dukungan pasar terhadap figur Jokowi," ujarnya.
GALVAN YUDHISTIRA | M. AZHAR
Berita Bisnis Lainnya
Pengusaha Selektif Terima Order Kaos dari Caleg
Koran Surabaya Post Tutup?
Order Percetakan Pemilu Kebanyakan dari Luar Jawa
Pengusaha Tak Sembarang Terima Order dari Caleg