TEMPO.CO, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan referendum yang digelar di Crimea sesuai dengan hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. Putin mengatakan itu kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama setelah hasil referendum memenangkan suara mayoritas yang ingin bergabung dengan Rusia.
Putin kemudian menyatakan tetap melakukan kerja sama dengan Amerika dan negara-negara lain untuk mengatasi situasi keamanan di Ukraina setelah referendum. Kremlin kemudian mengeluarkan pernyataan tertulis mengutip Putin. "Putin menyatakan perhatiannya atas ketidakmampuan dan ketidakmauan pemerintahan yang saat ini berkuasa di Kiev untuk mengatasi kelompok-kelompok ultranasionalis dan radikal, warga sipil yang melakukan aksi teror, termasuk masyarakat yang berbahasa Rusia dan warga negara kami."
Referendum yang digelar Minggu, 16 Maret 2014, menghasilkan mayoritas warga Crimea memilih lepas dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. Dari sekitar 1,5 juta pemilih, sebanyak 95,5 persen memilih bergabung kembali dengan Rusia. (Baca: 95,5 Persen Pemilih Crimea Ingin Gabung Rusia)
Lembaga-lembaga internasional yang memantau referendum di Crimea melaporkan tidak ada kekerasan atau tekanan selama proses pemilihan hingga penghitungan suara.
Namun Obama tetap bersikap tidak mengakui referendum tersebut. Ia mengancam akan memberikan sanksi lebih berat kepada Rusia. Hal senada juga datang dari Uni Eropa yang hari ini akan menggelar sidang di Brussel membahas penjatuhan sanksi bagi Rusia karena dinilai melakukan aneksasi ke wilayah Ukraina. (Baca: Rusia Veto Resolusi DK PBB tentang Crimea)
REUTERS | RUSSIA TODAY | MARIA RITA HASUGIAN