TEMPO.CO, Jakarta -- Band asal Bandung, The Changcuters, tentu sering melakukan tur keliling Indonesia dan beberapa daerah di luar negeri. Berbagai pengalaman bersama pun pernah dirasakan band yang sudah nyaris berumur sepuluh tahun ini. Namun, tidak semua perjalanan tur mereka berkesan manis.
Pada 2011 lalu, saat mereka pulang dari suatu acara di Jakarta menuju Bandung, sebuah kecelakaan terjadi. Saat semua personel tertidur, tiba-tiba mobil besar yang dikendarai sopir itu menyerempet ujung tronton sehingga pecahan kaca berserakan ke wajah mereka. "Dulu, sopirnya mengantuk. Namun, untung semuanya baik-baik saja," kata Qibil, sang gitaris, yang terus bersyukur.
Selain kecelakaan mobil, mereka pun pernah nyaris mengalami kecelakaan pesawat. Hal itu terjadi saat mereka mau pulang ke Jakarta dari tur di Jayapura dan terpaksa transit di Biak, Papua.
Karena satu mesin pesawat Garuda yang mereka tumpangi mengalami kerusakan, pihak maskapai menjadwalkan pesawat Garuda itu baru bisa dijalankan kembali pada esok harinya. Namun, tidak ingin menunggu lama, tim The Changcuters pun mencari armada lain yang bisa menerbangkan mereka pada hari yang sama ke Jakarta.
Setelah mendapat tiket dengan menumpang pesawat Merpati, mereka berangkat pada pukul 17.00 pada hari yang sama. Namun, setelah lepas landas dan baru terbang 15-30 menit saja, The Changcuters beserta penumpang lain bingung mengapa pesawat ini terlihat hanya berputar-putar dan tidak terbang tinggi menembus awan. "Pas kita semua penasaran gitu, pilotnya ngomong dari kokpit. Katanya pesawat harus kembali ke Biak karena ada sedikit masalah," kata Tria menceritakan.
Penasaran dengan sedikit masalah yang sedang terjadi, Erick yang saat itu duduk dekat jendela melihat banyak kerumunan dari mulai pemadam kebakaran, ambulans, hingga polisi berlalu-lalang dekat landasan pacu pesawat. Ketika masih dilanda kebingungan dengan apa yang sedang terjadi, tiba-tiba sang pilot kembali berbicara mengatakan salah satu ban pesawat lepas dan mereka harus terus berputar-putar, menghabiskan bahan bakar agar tidak ada percikan api saat melakukan pendaratan darurat.
Ketakutan sempat melanda kelima personel. "Aku langsung baca doa-doa," kata Qibil. Tria menambahkan, "Yang tadinya saya dengerin lagu Franz Ferdinand, langsung ganti jadi dengerin ayat Quran," kata Tria.(Baca: Luncurkan Album Anyar, The Changcuters Pengin Beda)
Berbagai bayangan buruk sudah sempat terlintas di kepala kelima pria itu. "Saya sampai berdoa. Allah.. kalau ini akhir hidup saya, tolong jangan dibikin sakit," kata Tria. Beruntung, pendaratan terlaksana dengan sempurna. Sebagai salah satu tokoh masyarakat, mereka yang diselamatkan lebih dahulu.
Lucunya, ternyata keesokan harinya, mereka kembali terbang menuju Jakarta dengan pesawat Garuda yang enggan mereka tunggu waktu perbaikannya setelah rusak mesin. "Cukup deh, pengalaman kayak gitu, semoga itu yang pertama dan terakhir," kata mereka merasa kapok.
MITRA TARIGAN
Berita Terpopuler
Ditanya Soal Al Jadi Jurkam, Ahmad Dhani Ngeles
Ahmad Dhani Buka Karaoke di Sarinah
Galabby Thahira Pahlevi, Seksi Tapi Sopan
Karya Seni Tak Harus Ilmiah