TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pengawasan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap penyalahgunaan anak dalam kampanye hari pertama, Minggu, 16 Maret 2014, menunjukkan Partai Keadilan Sejahtera paling tinggi melibatkan anak-anak. "Hampir semua parpol melibatkan anak-anak dalam kampanye, tapi jumlah paling tinggi dipegang PKS," kata Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh dalam keterangannya yang diterima di Banggai, Sulawesi Tengah, Senin, 17 Maret 2014.
Berdasarkan data di Pengawasan Penyalahgunaan Anak dalam Kegiatan Kampanye KPAI, baik melalui pemantauan tim maupun pengaduan masyarakat, menunjukkan Partai Gerindra, Hanura, NasDem, Golkar, Demokrat, PDIP, dan PKS dilaporkan melibatkan anak-anak dalam kampanye.
Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada dalam pantauan, tetapi tidak terlihat anak-anak karena diselenggarakan di dalam ruangan dan haul Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak terpantau melibatkan anak dan tidak ada laporan pengaduan masyarakat. Sedangkan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dan Partai Bulan Bintang (PBB) tidak terpantau ada kampanye.
Sebelumnya KPAI menyampaikan maklumat kepada seluruh parpol, caleg, juru kampanye, serta penyelenggara, harus memastikan pelaksanaan kampanye edukatif, memiliki komitmen bersama untuk perlindungan anak, dan mencegah penyalahgunaan anak. (Baca: PKS ke Istana)
Dalam Pasal 15 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik. Penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik dalam pasal 87 diancam hukuman pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda Rp 500 juta.
Ketua Lembaga Survei Cirus Andrinof Chaniago mengatakan PKS mengalami degradasi suara pada pemilih Islam. Musababnya, banyak tokoh dan elite PKS terseret kasus rasuah. PKS, kata dia, dianggap melukai rakyat lantaran tak konsisten dengan komitmen pemberantasan korupsi.
"PKS harus membuat deklarasi insyaf dari korupsi," kata Andrinof di SCBD Sudirman pada Ahad, 16 Maret 2014. "Ini cara untuk memulihkan dukungan dari masyarakat."
Dia menjelaskan potensi total suara partai Islam sejak era Reformasi pada kisaran 25 persen. Total suara dari pemilih konservatif itu tak akan berpindah ke partai nasionalis. "Hanya ke partai Islam lainnya yang relatif baik," katanya. Yang menuai berkah dari turunnya suara PKS, kata dia, antara lain PKB dan PPP. Menurut Andrinof, keduanya beruntung karena tak terlalu tersorot kasus rasuah.
Dalam Pemilu 2014, Cirus menyebutkan PKB akan meraih suara sebesar 7,82 persen. PPP menyusul dengan 7,26 persen, PAN dengan 4,93 persen, PKS 3,78 persen, dan PBB dengan 0,83 persen. Cirus Surveyors Grup mengadakan survei pada 1 Februari hingga 8 Maret 2014. Jumlah responden 2.200 orang, tapi data yang berhasil diolah 2.170 orang.
Responden tersebar secara proporsional pada 220 desa/kelurahan di 33 provinsi. Responden diwawancarai lewat tatap muka. Tingkat kepercayaan survei berada pada kisaran +- 95 persen dan margin error 2 persen.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan sesaknya Stadion Gelora Bung Karno atas kadernya membuktikan partainya tidak terpuruk. "Kami ingin menjawab keraguan publik terhadap PKS yang digambarkan tidak akan lolos ambang batas suara parlemen," ujar Anis seusai berpidato dalam kampanye terbuka PKS di Stadion Gelora Bung Karno, Ahad, 16 Maret 2014.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | ANTARA