TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis, Muhamad Jalal, mengatakan kebakaran lahan di sebagian wilayah Bengkalis telah padam. Sebanyak 125 jiwa warga yang mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing di Dusun Bukit Lengkung, Desa Tanjung Leban, Bengkalis. "Api sudah padam, para pengungsi sudah kembali ke kampung," kata Jalal, saat dihubungi Tempo, Selasa, 18 Maret 2014.
Jalal menyebutkan bahwa hujan lebat tiga hari terakhir yang mengguyur daerah tersebut turut membantu memadamkan api serta membuat kabut asap kian berkurang. Meskipun api padam, kata Jalal, asap masih terlihat mengepul dari sisa kebakaran lahan gambut, terutama di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Bantan. Adapun daerah yang sudah dinyatakan aman adalah Mandau, Duri dan Rupat. "Pemadaman masih terus dilakukan melalui darat dan water bombing, terutama di biosfer," kata Jalal. (baca:Cuma Satu Korporasi Pembakar Hutan yang Ditangka).
Kepala Bidang Informasi Pusat Pengelolaan Ekologi Regional Sumatra Ilham Malik mengatakan kualitas udara di sejumlah wilayah Riau berangsur membaik. Hujan deras yang mengguyur Riau dua hari terakhir berhasil mengurangi kabut asap. "Asap sudah berkurang signifikan, kualitas udara mulai membaik," kata Ilham, saat dihubungi Tempo.
Adapun wilayah yang sudah berada pada kategori sehat, yakni Pekanbaru 70 Psi atau sedang, Rumbai 60 Psi atau sedang, Minas 55 atau sedang, Libo 71 Psi atau sedang, Bangko 96 Psi atau sedang, Dumai 63 Psi atau sedang, Duri Camp 26 atau sehat, Duri Field 23 Psi atau sehat dan Kampar 37 Psi atau sehat.
Namun, kata Ilham, hingga kini masih tersisa dua wilayah yang diselimuti kabut asap, yakni Siak dan Perawang dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada pada angka 500 atau berbahaya. (baca:Asap Riau Menipis, Sumur Migas Dibuka Lagi)
Kepala Kepolisian Resor Bengkalis Ajun Komisaris Besar Andry Wibowo mengatakan penyidik Kepolisian sudah menetapkan 22 tersangka pembakaran lahan di Bengkalis. Kebanyakan tersangka tertangkap tangan membakar lahan di Cagar Biosfer Giam. Modus pelaku, yakni membakar untuk perkebunan dan pembalakan liar.
Semua pelaku terdiri atas perorangan, tokoh adat, lembaga swadaya masyarakat, koperasi, kelompok tani, kepala desa, kepala dusun, aparat negara, maupun Pengusaha. "Kami berkomitmen menyelamatkan konservasi Biosfer Giam," ujarnya.
RIYAN NOFITRA
Berita Terkait:
Titik Api di Riau Mulai Berkurang
Asap Riau Menipis, Sumur Migas Dibuka Lagi
SBY: Alhamdulillah Riau Bebas Asap