TEMPO.CO, Jakarta - Posisi indeks saham yang sudah mengalami kenaikan tinggi membuat pelaku pasar mulai mengalami jenuh beli (overbought). Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini turun tajam 70,57 poin (1,45 persen) ke level 4.805,61. Indeks melawan arah bursa regional yang cenderung bergerak positif seiring meredanya tensi setelah referendum Crimea.
Analis dari PT MNC Securities, Reza Nugraha, mengatakan euforia Jokowi yang telah mengerek indeks sangat tinggi akhir pekan lalu kini sirna. "Ketika sentimen yang ada di pasar tidak terlalu mendukung kenaikan indeks lebih lanjut, pelaku pasar akhirnya memilih untuk melakukan ambil untung."
Menurut Reza, kenaikan tajam hingga mencapai 3,2 persen dalam satu hari perdagangan sulit bertahan untuk waktu yang lama. Sebab, kenaikan itu telah mendorong harga saham menjadi mahal dan pelaku pasar akan tergiur untuk merealisasikan keuntungan. Ibaratnya, indeks sekarang sedang relaksasi.
Apalagi kenaikan IHSG tidak didukung oleh faktor data ekonomi yang kuat serta kebijakan moneter tertentu, tetapi hanya berdasarkan pada ekspektasi pasar. "Faktor fundamental ekonomi tetap harus menjadi faktor penggerak harga saham," ujar Reza.
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 7,9 miliar lembar saham senilai Rp 8,3 triliun dengan frekuensi sebanyak 270,5 ribu kali transaksi. Asing masih mencatat pembelian bersih Rp 880 miliar.
Bursa regional Asia cenderung menguat hingga 16.40 WIB. Indeks Hang Seng naik 0,51 persen ke 21.583, indeks Nikkei 225 menguat 0,94 persen ke level 14.1411, indeks Korea menguat 0,66 persen ke 1.940, dan indeks Strait Times naik 0,05 persen ke 3.093.
PDAT | M. AZHAR
Berita terpopuler
Prabowo Mulai Bergerilya Menekan Jokowi
Kopilot MH370 Berencana Nikahi Pilot AirAsia
Plin-plan Soal MH370, Malaysia Diejek Publik Cina