TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida, mengatakan kontribusi pasar modal terhadap perekonomian Indonesia saat ini dinilai masih minim. Kontribusi utama masih berasal dari sektor perbankan.
“Saat ini peran pasar modal kita terhadap perekonomian hanya 20 persen, 80 persennya masih dari perbankan,” kata Nurhaida di Jakarta, Selasa, 18 Maret 2014.
Idealnya pada negara maju, peran pasar modal terhadap perekonomian mencapai 90 persen. Untuk itu, menurut Nurhaida, perlu ditingkatkan agar sejajar dengan peran perbankan.
Guna memperkuat peran pasar modal, Nurhaida menambahkan, OJK sudah melakukan upaya terkait dengan investor protection fund untuk meningkatkan kepercayaan para investor. Sebab, semakin banyak masyarakat yang berinvestasi di pasar modal akan meningkatkan supply side pasar modal.
Perekonomian yang baik, menurut Nurhaida, tak hanya ditopang oleh perbankan. Peran pasar modal dan industri keuangan nonbank juga harus dimaksimalkan. Saat ini jumlah perusahaan di Indonesia yang sudah listing mencapai 489. Jumlah ini kalah jauh dibandingkan dengan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Jumlah emiten yang sedikit akan berdampak pada rendahnya kualitas produk yang tersedia dan likuiditas perdagangan.
Tahun lalu, jumlah perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (initial public offering-IPO) mencapai 31, dengan raihan dana sebesar Rp 51,8 triliun. “Itu terdiri dari dana hasil IPO Rp 16,7 triliun, right issue Rp 32,97 triliun, dan warran series Rp 2,26 triliun.”
Manfaat penawaran umum, kata dia, sebenarnya tak hanya menambah modal. Namun juga mampu memperbaiki struktur permodalan, kredibilitas, tata kelola, serta terlaksananya good corporate governance.
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Inikah 'Pilot Bayangan' dalam Penerbangan MH370?
Mengapa Sinyal Darurat Malaysia Airlines Tak Aktif
Anggun dan Andien di Pernikahan Anak Sekretaris MA
Kopilot MH370 Berencana Nikahi Pilot AirAsia