TEMPO.CO, Karakas – Rusuh Venezuela kembali menelan jiwa. Pada Ahad malam, 16 Maret 2014, seorang kapten dari Garda Nasional meninggal setelah sebuah tembakan melesat ke kepalanya saat demonstrasi berlangsung.
Kepada Reuters, Kepala Komando Operasi Strategis Angkatan Bersenjata Venezuela, Padrino Lopez, menuturkan kapten yang tidak disebutkan namanya itu ditembak dalam sebuah barikade jalan yang didirikan oleh para demonstran di pusat Kota Maracay.
"Dia adalah korban lain dari kekerasan teroris," kata Lopez lewat akun Twitter-nya seraya menyerukan demonstran untuk mengakhiri konfrontasi. Dengan peristiwa itu, sang kapten telah menjadi korban tewas ke-29 dalam kerusuhan Venezuela.
Sejak awal Februari, mahasiswa dan pemimpin oposisi garis keras telah menyerukan pendukungnya turun ke jalan untuk memprotes Presiden Nicolas Maduro dan pemerintah sosialisnya. Para demonstran menuntut perubahan politik di negeri tersebut.
Mereka menuduh Maduro gagal memimpin Venezuela. Angka inflasi di negeri ini meninggi sehingga menyebabkan kelangkaan barang kebutuhan pokok. Maduro juga dianggap gagal menekan angka pembunuhan di Venezuela, yang menjadi negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Inikah 'Pilot Bayangan' dalam Penerbangan MH370?
Mengapa Sinyal Darurat Malaysia Airlines Tak Aktif
Malaysia Airlines Terbang Rendah Hindari Radar
Kopilot MH370 Berencana Nikahi Pilot AirAsia