TEMPO.CO, Pemalang - Sudah lebih dari 1,5 bulan para korban longsor di Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, bertahan di enam pos pengungsian. Belum ada kepastian sampai kapan seribuan warga itu akan melepas statusnya sebagai pengungsi.
Sebab, relokasi yang diwacanakan Pemerintah Kabupaten Pemalang hingga kini masih dalam pembahasan. “Pelaksanaan relokasi masih kami matangkan bersama sejumlah instansi terkait,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang, Wismo, Selasa, 18 Maret 2014.
Longsor terjadi di 14 desa di Watukumpul sejak 1 Februari 2014. Longsor itu menyebabkan 468 rumah rusak berat. Data dari BPBD Pemalang, jumlah pengungsi semula mencapai 2.071. Seiring berjalannya waktu, jumlah pengungsi kini tinggal 1.292.
Wismo mengatakan lahan relokasi yang disiapkan Pemkab Pemalang di Kecamatan Belik telah mendapat rekomendasi dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah. Surat rekomendasi itu turun sejak Selasa, 4 Maret.
Lahan relokasi yang berstatus tanah negara itu luasnya sekitar 3,5 hektare. Lahan relokasi berjarak sekitar 30 kilometer di barat Kecamatan Watukumpul. Dalam surat rekomendasi Dinas ESDM Jawa Tengah, struktur tanah di lokasi itu dinilai lebih aman dari lokasi-lokasi lain yang ditawarkan.
Hingga dua pekan berselang setelah turunnya surat rekomendasi itu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemalang masih mengkaji berapa jumlah rumah yang akan dibangun di lahan relokasi. “DPU juga masih membuat desain permukiman di lahan relokasi,” ujar Wismo.
Menurut Wismo, proses persiapan relokasi seribuan warga di pos pengungsian diperkirakan membutuhkan waktu tiga-empat bulan. Sebab, pemerintah mesti memastikan kesediaan warga untuk tinggal di lahan relokasi setelah permukimannya dinilai berbahaya.
Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Watukumpul, Ria Kurniawan, mengatakan pengungsi kini masih terus menunggu kepastian pelaksanaan relokasi. “Warga berharap secepatnya. Tapi sampai sekarang belum ada kepastian kapan relokasi dilaksanakan,” kata Ria.
Terlalu lama tinggal di pos pengungsian, ujar Ria, membuat sebagian warga jenuh. Tiap siang saat cuaca cerah, sebagian warga memilih kembali ke permukimannya untuk sekadar melepas rindu pada bekas rumahnya yang hancur dan lahan pertaniannya yang rusak.
“Logistik masih mencukupi selama beberapa bulan mendatang. Yang dibutuhkan pengungsi kini hanya kepastian kapan relokasi bisa segera dimulai,” katanya. Data dari TKSK Watukumpul, jumlah pengungsi saat ini masih 1.200-1.400.
DINDA LEO LISTY