TEMPO.CO, London - Semua mata penggemar sepak bola di Inggris akan tertuju pada Stadion Stamford Bridge, London, untuk menyaksikan laga Chelsea melawan klub dari Turki, Galatasaray, pada Rabu dinihari nanti, 19 Maret 2014. Chelsea adalah satu-satunya tim yang bisa diharapkan untuk menyelamatkan muka sepak bola Inggris.
Mengandalkan Manchester United yang tengah limbung untuk sekadar lolos dari hadapan Olympiakos, seperti disebut salah seorang penggemar sepak bola Inggris, Ulli Katastrophen, adalah sebuah kesia-siaan. ”Mereka (United) dalam masa transisi. Level permainan mereka belum cukup baik untuk level atas Eropa,” ujar Ulli dalam komentarnya di Guardian.
Publik sepak bola Inggris sebenarnya lebih menjagokan dua klub lain, yaitu Manchester City dan Arsenal. Namun City disingkirkan Barcelona dengan agregat 4-1. Sedangkan Arsenal takluk oleh Bayern Muenchen dengan agregat 3-1.
Walhasil, Chelsea menjadi harapan terakhir penggemar sepak bola Inggris. "Menurut saya, hasil imbang yang didapat Chelsea di kandang Gatasaray tidak begitu jelek. Mereka masih bisa lolos," Ulli menambahkan.
Pendapat yang tidak jauh berbeda diutarakan kolumnis sepak bola Guardian, Dominic Fifield. "Chelsea adalah tim Inggris yang paling berpeluang lolos ke babak selanjutnya," tuturnya. “Namun, untuk itu, Chelsea harus lebih ‘membunuh’ di kotak penalti lawan.”
Kelemahan penyelesaian akhir itu, kata Dominic, memang menjadi permasalahan Chelsea akhir-akhir ini. Dalam kompetisi domestik, masalah tersebut masih bisa diatasi. Namun, ketika bermain di Liga Champions dan harus menghadapi tim dengan level permainan setara, masalah itu menjadi sangat kentara.
Adapun Chelsea menyambut laga melawan Galatasaray ini dengan cara yang tidak memuaskan setelah kalah oleh Aston Villa dengan skor 0-1. Kekalahan itu terlihat membuat pelatih Jose Mourinho frustrasi. Kekalahan tersebut membuat peluang Manchester City menyalip Chelsea di puncak klasemen kini terbuka lebar.
Beruntung bagi Mourinho, tidak ada pemain andalannya yang absen di laga melawan Galatasaray nanti. Duo pemain yang sebelumnya dibekap cedera, David Luiz dan Ashley Cole, sudah mulai sembuh.
Sebaliknya, di kubu Galatasaray, pelatih Roberto Mancini akan kehilangan Aydin Yilmaz, Eray Iscan, dan Emre Colak. Sedangkan Fernando Muslera, penjaga gawang utama mereka, dan Semih Kaya masih diragukan tampil.
Absennya beberapa pemain utama itu cukup merepotkan Galatasaray dalam laga kompetisi domestik. Saat melawan Karabukspor pada Sabtu lalu, meski menguasai permainan, Drogba cs hanya bermain seri.
Meski begitu, pelatih Mancini memiliki cukup optimisme dalam lawatannya ke London. Sementara dalam pertemuan pertama pelatih asal Italia itu memilih merendah dengan menyebut peluang Chelsea untuk lolos ke perempat final adalah 80 persen, sikap berbeda ditunjukkannya kali ini. "Kami memberi terlalu banyak respek ketika itu kepada mereka," kata Mancini.
Menurut Mancini, tim asuhannya sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyulitkan Chelsea. Hal itu terlihat pada babak kedua pertandingan pertama yang digelar di Turk Telekom Arena. "Kami berhasil menekan mereka. Seharusnya kami mendapat gol kedua pada pertandingan itu," ujar Mancini lagi.
Janji untuk membungkam Chelsea pun telah diucapkan penyerang Didier Drogba. "Saya akan membuat mereka sedih," kata Drogba, yang juga mantan penyerang Chelsea.
Menurut kolumnis sepak bola di Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa, Turker Tozar, sikap seperti itu memang dibutuhkan Galatasaray ketika menghadapi tim dengan kualitas lebih tinggi. “Karena kepercayaan adalah setengah jalan menuju kesuksesan,” katanya.
UEFA | CFC | GUARDIAN | SKY SPORTS | ARI FIRDAUS
Berita Terpopuler
Disindir Prabowo, Jokowi: Malah Jadi Panas..
Petinggi Demokrat Minta Ruhut Santun Kritik Jokowi
Prabowo Merasa Dikhianati Megawati