TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan tak semua kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dinilai positif oleh masyarakat. Nilai terburuk diberikan pada kemampuan Jokowi mengatasi kemacetan.
"Sebanyak 49,1 persen tak puas atas kemampuan Jokowi mengurangi kemacetan Jakarta," kata Burhanuddin dalam perilisan hasil survei Pro-Kontra Seputar Pencalonan Jokowi di Mata Pemilih di kantornya, Selasa, 18 Maret 2014.
Menurut Burhanuddin, lebih dari 52 persen responden menilai kemacetan lalu lintas di DKI Jakarta saat ini lebih parah dibanding ketika Ibu Kota dipimpin Fauzi Bowo. Hanya 10,8 persen yang menilai kemacetan berkurang, sementara 25,8 persen lainnya menyatakan kondisinya sama saja.
Burhanudin mengatakan persepsi masyarakat tentang penanganan macet ini harus menjadi perhatian serius Jokowi bila ingin memenangi pemilihan umum presiden dengan mudah. Isu ini, kata dia, berpotensi dimanfaatkan lawan politik Jokowi untuk menurunkan elektabilitas mantan Wali Kota Solo ini .
"Jokowi harus segera menemukan formulasi mengelola isu-isu yang kini tengah disorot publik."
Adapaun dalam soal mengatasi banjir, Jokowi dinilai cukup berhasil. Sebanyak 55,4 persen responden menyatakan puas dengan kinerja Jokowi mengatasi banjir. Hanya 21 persen yang menyatakan tak puas.
Namun, anehnya, Burhanudin melanjutkan, meski Jokowi dianggap belum berhasil mengatasi kemacetan, dukungan dari warga DKI Jakarta kepadanya untuk maju sebagai calon presiden tetap tinggi. Sebagian responden menilai kegagalan Jokowi bukan hanya disebabkan oleh kelalaiannya, melainkan juga adanya hambatan berupa aturan dari pemerintah pusat.
"Ada pemakluman terhadap kekurangan Jokowi, dan ini berbeda dengan gubernur terdahulu," ujar Burhanudin.
Sebanyak 62,7 persen warga DKI puas dengan kepemimpinan Jokowi, 19,5 persen sangat puas, dan 14,2 persen kurang puas. Beberapa program yang dinilai berhasil adalah penyediaan pelayanan kesehatan, penertiban pedagang kaki lima, penyediaan pendidikan yang terjangkau, pembangunan Waduk Pluit, dan pembangunan Waduk Ria Rio.
Survei Indikator Politik ini dilakukan pada 18 Januari-2 Februari 2014 terhadap 400 sampel. Survei dilakukan dengan metode acak bertingkat, simpangan kesalahan 2,4 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen.
IRA GUSLINA SUFA