TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Syailendra Capital, Jos Parengkuan, memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak pada interval 5.000-6.000 seusai Pemilihan Umum 2014. (Baca juga: Menjelang Pemilu, Indeks Saham Bisa Tembus5.000).
Perkiraan ini, kata Jos, didasarkan pada pengalaman seusai pemilu sebelumnya, yakni terkereknya indeks. "Usai pemilu, aliran dana asing biasanya meningkat," katanya dalam seminar di Grha Niaga, Rabu, 19 Maret 2014.
Jos mencontohkan kondisi indeks seusai Pemilu 2004, saat Susilo Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden. Mulai Maret hingga akhir tahun 2004, indeks saham naik sampai 34,9 persen. Aliran dana asing yang masuk mencapai Rp 14-46 triliun. Hal yang sama terjadi seusai Pemilu 2009. Saat itu indeks naik 38,4 persen dan aliran dana asing mencapai Rp 14-51 triliun, namun kemudian turun karena krisis Eropa tahun 2011.
Fenomena tersebut, kata Jos, lumrah terjadi karena investor melihat adanya harapan baru dari calon pemimpin yang baru. Menurut Jos, dalam soal Pemilu 2014, tanda-tanda tersebut sudah terlihat tatkala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi resmi maju dalam bursa calon presiden. "Keyakinan Jokowi bisa menang ini mendorong investor untuk melupakan ketidakpastian di bidang politik," ujarnya.
Namun Jos mengingatkan bahwa indeks saham juga sangat rentan terpengaruh faktor non-politik. Isu ekonomi global seperti pengurangan stimulus moneter Amerika (tapering off), faktor geopolitik Ukraina, dan menurunnya kinerja ekonomi Cina membuat indeks terperosok beberapa kali. "Belum lagi pengaruh kebijakan nasional seperti larangan ekspor mineral, melemahnya kurs rupiah, dan defisit neraca transaksi berjalan yang mendorong risiko untuk investasi saham," katanya.
Baca Juga:
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Media Malaysia Sebut RI Bantu AS Sembunyikan MH370
Wartawan Prancis Bikin Menhan Malaysia Melongo
Komandan Polisi Tewas Ditembak di Mapolda Metro
KPK Sita Rp 400 Juta, Biaya Nikah Putri Rudi