TEMPO.CO, Surabaya - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko mengaku sudah terbiasa dengan keterbatasan anggaran pengamanan, termasuk pengamanan pemilihan umum tahun ini. Meskipun demikian, Panglima tetap akan mengerahkan personel sesuai rencana untuk mengamankan jalannya pesta demokrasi itu.
"TNI sudah terbiasa dengan keterbatasan. Seberapa pun yang diberikan oleh negara, akan kami jalankan yang terbaik," kata Moeldoko, usai Peringatan Hari Pers Nasional dan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Timur di Surabaya, Rabu malam, 19 Maret 2014.
Sebelumnya, TNI mengajukan anggaran pengamanan pemilu sebesar Rp 357 miliar. Namun, pemerintah melalui Menteri Keuangan hanya bisa memenuhi Rp 100 miliar. Padahal, keberadaan TNI diperlukan untuk membantu Kepolisian dalam mengamankan proses pelaksanaan pemilu.
Menurut Moeldoko, walaupun dananya cekak, jumlah personel yang telah dia siapkan tetap seperti rencana, yaitu satu batalion atau setara dengan 500-650 prajurit di tingkat kepolisian daerah. Adapun satu kompi atau sama dengan 100 personel ditempatkan untuk membantu kepolisian resor.
"Setiap polda, satu batalion. Untuk kapolres satu kompi, demikian turunannya," ujarnya. Seluruh personel itu berfungsi sebagai pasukan insert atau siaga di tempat. Sedangkan lainnya sebagai pasukan on call.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Ini Spesifikasi Samsung Galaxy S5 di Indonesia
Bali, Obyek Wisata yang Paling Disukai Warga Rusia