TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan ingin membagi anggaran untuk pembangunan jalur kereta layang alias loopline. Namun, menurut dia, hal tersebut akan tergantung pada keputusan dari Dewan. "Kami ingin (membagi anggaran) untuk mempercepat proyek ini," kata Jokowi di Balai Kota, Kamis, 20 Maret 2014.
Menurut Jokowi, loopline akan mulai dibangun tahun ini, baik di jalur barat maupun jalur timur. "Ditargetkan tahun 2017 selesai," katanya. Pembangunan proyek ini menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara. "Tahun ini ada Rp 700 miliar, tahun depan naik jadi Rp 1,5 triliun," ujarnya.
Jika Pemprov DKI bisa membagi anggarannya, menurut Jokowi, proses pembangunan proyek ini bisa lebih cepat selesai. "Mungkin bisa memperpendek (waktu pengerjaan)," katanya.
Proyek loopline merupakan proyek pembangunan jalur kereta layang dengan perlintasan melingkar. Proyek ini terbagi dalam dua jalur, yaitu barat dan timur. Jalur timur memiliki panjang 10 kilometer dengan rute Kampung Bandan-Rajawali-Kemayoran-Senen-Gang Sentiong-Kramat-Pondok Jati. Sedangkan lintas barat dengan rute Manggarai-Tanah Abang-Kampung Bandan. (baca: Ahok Akan Tentukan Nasib 166 Perlintasan Kereta)
Menurut Jokowi, salah satu isi pertemuannya dengan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono adalah terkait dengan loopline tersebut. "Apakah bisa DKI share anggaran dalam proyek tersebut," ujarnya.
Sementara itu, ditemui setelah bertemu Jokowi, Bambang mengatakan pihaknya dan Pemprov DKI telah menyepakati bersama untuk melihat kondisi lapangan, terutama stasiun-stasiun penting yang akan menjadi bagian loopline. Hal tersebut, kata dia, sangat penting. Sebab, "Itu harus sesuai dengan pengembangan tata ruang dan pola pembangunan properti di DKI," katanya.
NINIS CHAIRUNNISA
Baca juga:
Bukti-bukti Brigadir Susanto Habisi AKBP Pamudji
Buntut Rusuh Mimika, Pendeta Tewas Ditembak
Australia Temukan Obyek Diduga MH370