TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan butuh lima tahun untuk membangun jalur kereta api trans Sulawesi. Hermanto mengatakan peletakan batu pertama proyek itu dimulai Juni mendatang.
"Harapannya kereta mulai beroperasi pada 2019," katanya di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis, 20 Maret 2014. Operasional kereta api di Sulawesi berfokus untuk angkutan barang seperti distribusi semen. Di pulau itu ada dua produsen semen nasional yaitu Bosowa dan Tonasa. (Baca: Jalur Kereta Api Padang - Padang Panjang Segera Diaktifkan)
Hermanto mengatakan ongkos pembangunan proyek berasal dari APBN. Adapun biaya untuk pembebasan lahan berasal dari APBD. "Ini proyek perintis. termasuk lokomotif, gerbong, dan sarana prasarana," ujarnya.
Hermanto tak khawatir jika awal pengoperasian jalur ini membuahkan ketidakefisienan. Menurut dia manfaat jalur kereta di Sulawesi akan dirasakan di masa mendatang. "Kami tidak berpikir rugi karena ini akan digunakan dalam waktu 50 tahun hingga seratus tahun," katanya.
Direktur Lalu Lintas Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan saat ini belum ada alokasi dana anggaran yang diterima oleh Kementerian Perhubungan untuk mengerjakan proyek ini. "Kami masih cari-cari. Supaya groundbreaking nanti tak sekadar peletakan batu tapi ada kegiatan seperti pembuatan badan jalan," katanya. (Lihat juga: Kereta Kamandaka Sambung Jalur Pantura dan Selatan)
ALI HIDAYAT