TEMPO.CO, Jakarta - Komunikasi merupakan kunci utama dalam menjalin hubungan. Tanpa adanya komunikasi, kegiatan antara satu individu dan individu lainnya tidak dapat dijalankan. Terdengar mudah memang, akan tetapi masih ada keluarga atau pasangan yang sulit melaksanakannya. Psikolog Anna Surti Ariani, yang akrab dipanggil Nina, menyebutkan empat hambatan yang menyebabkan macetnya komunikasi. Ia menyampaikannya dalam acara bertajuk "Awali Kebersamaan Berkualitas dengan Surat Bersama Sariwangi" di sebuah restoran di Jakarta, Rabu, 19 Maret 2014.
Pertama, hambatan fisik. Nina menjelaskan, lokasi yang berjauhan di antara pasangan ataupun anggota keluarga bisa membuat komunikasi mereka berkurang. "Karena mereka jarang bertemu, sehingga susah berkomunikasi."
Baca Juga:
Hak kedua adalah hambatan situasional. Misalnya ketika istri sedang mengandung. Biasanya, saat tengah mengandung, calon ibu bisa mendadak uring-uringan lantaran suasana hatinya kerap berubah. Ini, kata Nina, bisa menjadi penghalang bagi orang-orang di sekitarnya. Walhasil, mereka jadi enggan berbicara kepada wanita tersebut.
Lalu terdapat hambatan psikologis. Ini yang paling banyak dialami manusia. Nina mencontohkan kejadian ketika seorang remaja ingin "menembak" pasangannya. "Orang kadang mikir, aduh, nanti saya dicuekin enggak ya. Akhirnya takut dan enggak saling komunikasi," kata Nina.
Terakhir, hambatan gender. Nina mengatakan perempuan dan laki-laki memiliki cara berkomunikasi yang amat berbeda. Para perempuan biasanya lebih ekspresif dalam mengungkapkan perasaannya. Sebaliknya, para lelaki cukup pandai menyimpannya. "Katanya kalau ekpresif nanti dibilang enggak laki. Makanya unsur gender terkadang menghambat komunikasi," ujarnya.
MITRA TARIGAN
Berita Terpopuler
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Indonesia Tidak Akui Referendum Crimea
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!