TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Departemen Politik dan Hubungan Internasional Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Phillips J. Vermonte, memperkirakan hanya akan ada dua atau tiga tokoh yang mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu nanti.
Ini terjadi lantaran Mahkamah Konstitusi menolak gugatan penghapusan ambang batas pencalonan presiden yang diajukan oleh Yusril Ihza Mahendra, calon presiden dari Partai Bulan Bintang. "Calonnya Jokowi, Prabowo, dan mungkin satu lagi dari partai lainnya," kata Phillips saat dihubungi, Kamis, 20 Maret 2014. (Baca: MK Tolak Permohonan Yusril Soal Syarat Nyapres)
Jokowi, kata dia, akan maju lantaran suara partai pengusungnya, PDIP, akan mampu memenuhi syarat pengajuan calon presiden. Dari hasil survei CSIS yang diumumkan pada Desember 2013, elektabilitas PDI-P menduduki peringkat pertama dengan perolehan 17,6 persen.
Tingkat keterpilihan ini akan menjadi 29,6 persen jika partai tersebut mengumumkan Jokowi sebagai calon presiden sebelum pemilihan umum legislatif. "Jokowi bisa mendongkrak suara partai sehingga PDIP bisa mencalonkannya sendiri tanpa berkolisi," katanya.
Sedangkan Prabowo, kata dia, bisa mencalonkan diri jika partai pengusungnya, Gerindra, berkoalisi dengan partai lain. Soalnya, dari hasil survei, partai tersebut hanya memiliki elektabilitas 8,6 persen. Namun, Phillips tak mau mengira-ngira partai mana yang akan berkoalisi dengan Gerindra. Demikian juga partai yang akan bergabung dengan PDI-P untuk menyokong Jokowi. "Kami tidak pernah melakukan survei itu," ujarnya.
Mahkamah Konstitusi hari ini menolak permohonan uji materi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang diajukan oleh Yusril. Mahkamah menganggap dasar yang digunakan oleh Yusril tak beralasan hukum. Yusril sebelumnya meminta mahkamah untuk menghapus syarat ambang batas suara yang harus diperoleh partai untuk mengajukan presiden. Ia menganggap aturan ini tak sesuai dengan UUD 1945.
NUR ALFIYAH
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Facebook Buka Kantor di Indonesia
Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!
Malaysia Airlines H370 'Sembunyi' di Balik Pesawat Lain?