TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menanggapi kritikan soal rencananya menggaji preman buat menjaga parkir motor. Ahok tidak khawatir langkah ini menimbulkan kecemburuan sosial. (Baca: Ahok Akan Gaji Preman untuk Jaga Parkir Meter)
"Kalau Anda cemburu, ya jadi tukang parkir saja. Bagus dong," kata Ahok di Balai Kota, Jumat 21 Maret 2014. Menurutnya, orang yang mengenyam pendidikan tinggi tetap berbeda dengan tukang parkir. "Bedanya dengan pekerja profesional, dia sampai mati gajinya tetap dua kali UMP. Kalau Anda, bisa jadi dapat gaji Rp 100 juta suatu hari nanti," ujarnya.
Ahok menyebut orang yang menilai tukang parkir enak digaji besar sebagai orang yang berpikir sempit. Dengan cara ini, Ahok ingin memutus setoran parkir dari preman ke bos mereka. Soal perekrutan tukang parkir ini, katanya akan dilakukan UPT Parkir. Perekrutan dimulai dari petugas yang sekarang memakai seragam parkir di lapangan.
Sebelumnya, DKI berencana menerapkan sistem parking-meter. Sistem ini menggunakan alat yang tersambung ke pusat data UPT Parkir milik pemprov. Petugas parkir menjadi penjaga sistem ini.
ATMI PERTIWI
Topik terhangat:
Kampanye 2014 | Jokowi Nyapres | Malaysia Airlines | Pemilu 2014 | Kasus Century
Berita terpopuler lainnya:
Terkait Asap, Gubernur Riau Bentak Kapolres
Facebook Buka Kantor di Indonesia
CNN: Kuala Lumpur di Indonesia