TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi penerimaan negara dari bea masuk sepanjang 2014 belum mampu menembus target, hanya 84,5 persen dari proyeksi Rp 5,65 triliun. (Baca: Penerimaan Pabean Melenceng dari Target).
Menurut Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Kementerian Keuangan, Susiwijono Moegiarso, ada tiga penyebab rendahnya realisasi penerimaan pabean. "Sehingga kami harus melakukan kerja ekstra untuk mengejar target di akhir tahun," kata dia kepada Tempo, Senin, 24 Maret 2014.
Penyebab yang pertama, menurut Susi, adalah tujuh skema kerja sama perdagangan bebas (Free Trade Agreement/ FTA) yang disepakati Indonesia dan berlaku pada 2014. Ketujuh skema tersebut adalah Asean FTA, Asean Trade in Goods Agreement (ATIGA), Asean-Australia dan New Zealand FTA, Asean-India Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA), Asean-Jepang Consumer Electronics Association (CEA), Jepang-Indonesia Economic Partnership Agreements (IJEPA), Asean-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreements (CEPA) serta Asean-Cina FTA.
Seluruh skema tersebut, kata Susi, mengurangi nilai bea masuk yang seharusnya diterima negara. Sebab, masing-masing perjanjian mempersyaratkan keringanan bea masuk dalam jumlah tertentu di masing-masing negara. (Baca: Awal 2014, Ekspor CPO Turun 22 Persen).
Sejak 2013, sebanyak 41 persen dokumen pemberitahuan impor barang (PIB) sudah menggunakan fasilitas FTA. Walhasil, kontribusi bea masuk berkurang 11,20 persen. "Karena tarif yang berlaku menjadi rata-rata 0,65 persen," ujarnya.
Faktor kedua adalah selisih kurs. Kurs rata-rata pembayaran pajak atau nilai dasar penghitungan bea masuk (NDBPM) sampai 28 Februari 2014 mencapai Rp 12.131,21 atau naik 24,80 persen (year-on-year). Pada periode yang sama 2013, nilainya mencapai Rp 9.720,45 dengan asumsi kurs Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar Rp 10.500 per dolar. Tarif efektif rata-rata pun turun dari 1,63 menjadi 1,26 persen.
Faktor ketiga yang menyebabkan penerimaan pabean tak sesuai target adalah kinerja petugas pabean dalam hal akurasi, klarifikasi barang, dan pemeriksaan fisik. (Baca: Kejar US$ 5 M, Pemerintah Genjot Dagang ke Turki).
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Apa Kata Istri Aburizal atas Video Maladewa
Bagaimana Menemukan Kotak Hitam Pesawat MH370?
Cari MH370, Berapa Dana yang Dihabiskan Amerika?
Kotak Hitam Kunci Misteri Penerbangan MH370