TEMPO.CO, Malang - Anies Baswedan, salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, menolak menjadi juru kampanye Partai Demokrat. Alasannya, juru kampanye seharusnya kader partai yang mengenal visi dan misi partai bersangkutan. Jika orang di luar partai turut berkampanye, dikhawatirkan akan keliru.
"Saya sejak awal menyatakan tak bersedia menjadi juru kampanye," katanya, seusai menjadi pembicara seminar kebangsaan di Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Minggu, 23 Maret 2014.
Pernyataannya disampaikan sejak awal diundang sebagai peserta konvensi. Saat itu pengurus Partai Demokrat dan tim seleksi menyepakati syarat yang diajukan. "Saya orang luar, diundang konvensi. Jika menang konvensi, menjadi anggota. Itu saja," katanya. (Baca: Pandji Blakblakan Dukung Anis Baswedan)
Ia meminta kepastian tak menjadi juru kampanye Partai Demokrat agar ada kepastian statusnya dalam konvensi tersebut. Berbeda dengan yang lain, mereka tak mengajukan kesepakatan, katanya.
Sejumlah peserta konvensi tak menjadi juru kampanye Demokrat, di antaranya Dino Patti Djalal, Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Gita Wiryawan, dan Irman Gusman. (baca: Ahmad Mubarok: Anies Baswedan-Ahok Pasangan Ideal)
Anies tak khawatir, penolakan menjadi juru kampanye akan mempengaruhi penilaian dalam konvensi. Ia mengaku, selain menggarap pemilih pemula atau anak muda dalam gerakan "Turun Tangan", ia juga mendekati ulama dan tokoh agama. "Saya bertemu ulama dan mendengar aspirasinya untuk bangsa ini," katanya. Termasuk bertemu dengan pengasuh pesantren Al-hikam di Malang, Kiai Haji Hasyim Muzadi. Anies mengaku sering bertemu di Jakarta membicarakan persoalan kebangsaan.
EKO WIDIANTO
Terpopuler:
Pesan Prabowo: Jangan Mau Dipimpin Tukang Bohong
Chelsea Vs Arsenal 6-0, Mourinho Permalukan Wenger
Umumkan Capres di Rumah Pitung Jadi Bumerang Buat Jokowi