TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Ikrar Nusa Bakti menganggap pernyataan-pernyataan calon presiden Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto dalam kampanye tidak mencerdaskan bangsa. Mantan Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) itu menilai Prabowo sudah menyerang lawan-lawan politiknya secara personal. "Menyerang maupun memukul lawan politik itu boleh, tetapi tidak dengan menyudutkan orang secara personal. Itu tidak mendidik namanya," kata Ikrar, saat dihubungi, Senin, 24 Maret 2014.
Prabowo, dalam sejumlah kampanyenya, mengeluarkan kata-kata yang keras terhadap lawan politiknya, seperti menyebut mencla-mencle, pembohong, maling, serta presiden boneka. Menurut Ikrar, Prabowo semestinya tidak merasa dirinya paling benar hingga dengan ringan menyebut pihak lain pembohong. " Kalau saya bilang Anda ini penculik dan pembunuh bagimana?" ucapnya.
Ikrar menuturkan politikus Indonesia harus banyak belajar dengan cara berpolitik dari negara lain. Ia mencontohkan Barack Obama saat melawan Hillary Clinton dalam pemilu presiden Amerika Serikat pada 2008. Meskipun persaingan mereka cukup sengit, ucap Ikrar, Obama tidak pernah menjadikan skandal seks Bill Clinton, mantan Presiden Amerika yang juga suami Hillary sebagai bahan kampanyenya. "Mereka lebih serang menyerang tentang kebijakan. Harusnya politikus Indonesia juga melakukan hal yang sama."
TRI SUHARMAN
Berita Terpopuler
Pesan Prabowo: Jangan Mau Dipimpin Tukang Bohong
Umumkan Capres di Rumah Pitung Jadi Bumerang Buat Jokowi
Apa Kata Istri Aburizal atas Video Maladewa