TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tak menghiraukan serangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra kepada Joko Widodo. Politikus PDIP Pramono Anung mengatakan, dalam masa kampanye, wajar jika seseorang menyindir dan mengejek lawan politiknya. (baca:Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune)
"Semakin disindir, dienyek-enyek, kecintaan publik pada Jokowi akan meningkat," kata Pramono saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 24 Maret 2014. Dia mengatakan sistem pemilihan langsung tidak lagi ditentukan oleh elite politik. "Rakyat yang memilih secara langsung," katanya.
Pramono tak terlalu mempedulikan serangan politik kepada Jokowi. Dia mengatakan masyarakat Indonesia menginginkan politik yang santun serta kaya nilai, ide, dan gagasan. Menurut dia, adanya orang yang sangat membenci Jokowi justru menguntungkan Gubernur DKI Jakarta tersebut. "Makin dikuyo-kuyo, kecintaan publik makin banyak," katanya.
Belakangan ini, serangan kepada Jokowi dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin meningkat. Prabowo meminta masyarakat tidak memilih pemimpin yang mencla-mencle. "Calon pemimpin yang mencla-mencle sangat berbahaya bagi Indonesia," katanya. Ketika ditanya apakah pernyataan itu ditujukan kepada Jokowi, Prabowo enggan menjawab dengan gamblang.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Apa Kata Istri Aburizal atas Video Maladewa
Ical: Marcella dan Olivia Suka Wisata Laut
Pilot MH370 Sempat Terima Telepon Wanita Misterius