TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua puluh orang dari Jaringan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga Daerah Istimewa Yogyakarta menggalang dana untuk buruh migran yang bekerja di Arab Saudi, Satinah, Senin, 24 Maret 2014. Aksi ini sekaligus menjadi desakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menempuh segala upaya untuk membebaskan Satinah dari hukuman pancung yang dijadwalkan pada 3 April 2014.
Aktivis membawa sejumlah kardus untuk mengumpulkan uang dari para pengguna jalan di kawasan Titik Nol Yogyakarta. Puluhan aktivis perempuan itu membawa spanduk dan poster bertuliskan "Save Satinah". Mereka berdiri di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung.
Aksi mereka sempat berhenti sejenak karena hujan mengguyur Yogyakarta. Mereka berhamburan untuk berteduh di bawah pepohonan di depan Gedung Agung dan emperan gedung BNI Yogyakarta. Setelah hujan reda, mereka kembali menggalang dana. (Baca: Dana Peduli Satinah Terkumpul Rp 103 Juta)
Juru bicara Jaringan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga DIY, Jumiyem, mengatakan mereka mengumpulkan saweran sebagai bentuk solidaritas terhadap Satinah. "Kami akan serahkan uang hasil saweran kepada Migrant Care," kata Jumiyem.
Ia mengatakan demonstrasi ini melibatkan sejumlah organisasi non-pemerintah yang berfokus pada isu perempuan. Beberapa di antaranya adalah Rifka Annisa Yogyakarta, Jaringan Perempuan Yogyakarta, Lembaga Bantuan Hukum Yogyakarta, dan Aksara.
Baca Juga:
Jaringan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga DIY menyayangkan lemahnya perlindungan hukum terhadap Satinah. Pemerintah baru mengetahui kasus hukum yang menimpa Satinah setelah ia menjalani lima persidangan. Satinah terpaksa membunuh setelah mengalami serangkaian kekerasan yang dilakukan oleh majikannya di Arab Saudi. "Warga Negara Indonesia seharusnya mendapatkan pendampingan hukum," kata Jumiyem. (Baca: Masih Ada 34 TKI Terancam Dipancung di Arab Saudi)
Mereka mendesak pemerintah mengambil langkah terakhir untuk membebaskan Satinah, yakni lewat diplomasi. Upaya lainnya adalah membayar uang diyat sebesar Rp 21 miliar kepada keluarga bekas majikan Satinah. (Baca: Komnas Perempuan Desak SBY Selamatkan Satinah)
SHINTA MAHARANI
Terpopuler:
Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune
20 Penumpang MH370 Ternyata Teknisi Militer AS
Ruhut: Salah Pilih, Pengacara Jerumuskan Anas