TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengatakan pengembangan Bandara Ahmad Yani, Semarang, tertunda. "Begitu kami mau mulai membangun, ternyata tidak bisa," ujarnya seusai peresmian sambungan pipa gas baru di Perumnas Klender, Jakarta Timur, Selasa, 25 Maret 2014.
Dahlan menjelaskan permasalahan yang dihadapi. Menurut dia, dana maupun desain sudah tersedia. Namun, lahan yang akan dijadikan lokasi pembangunan bukan lahan PT Angkasa Pura I (Persero), melainkan instansi lain. "Instansi lain menghendaki pembicaraan dulu mengenai prosedur penggunaan lahan dan biayanya," kata Dahlan.
Ia menambahkan, belakangan instansi pemilik lahan diketahui mengkehendaki pembayaran lebih tinggi dari perencananan pembangunan. Bahkan, Dahlan menyebut pembayaran yang diminta instansi tersebut lebih tinggi empat kali. Oleh karena itu, Angkara Pura I harus melakukan penghitungan ulang.
Dana triliunan rupiah yang sudah disiapkan Angkasa Pura I dan bank BUMN pun tidak cukup. Pembangunan tidak bisa dipaksakan jika biaya kurang. "Soal pembangunan akan dihentikan atau tidak, masih dibicarakan."
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Jawa Tengah, Rukma Setya Budi, menyarankan pembangunan Bandara Ahmad Yani dipindah ke Kendal. Pendapat itu disampaikan karena berbelitnya upaya pengembangan bandara yang masih menempati lahan di Kota Semarang yang terbatas. “Daripada berbelit dan tak konkret, lebih baik dipindah saja,” kata Rukma, saat dimintai komentar mengenai ancaman pembatalan pengembangan Bandara Ahmad Yani,.
MARIA YUNIAR
Berita terpopuler:
20 Penumpang MH370 Ternyata Teknisi Militer AS
Jokowi Masuk 50 Pemimpin Terhebat Versi Fortune
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Peti Kemas dan Sabuk MH370 di Perairan Perth?