TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik membantah tudingan bahwa pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan program radio-frequency identification (RFID) hanya omong kosong. Menurut dia, PT Pertamina sudah melakukan pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi, namun belum berhasil.
"Ini baru sampai pemasangan, Pertamina yang kerja. Jadi bukan omdo (omong doang), tapi belum sukses. Sudah bekerja, tapi belum sukses," kata Jero di Kementerian Energi, Selasa, 25 Maret 2014.
Jero mengakui saat ini program pemasangan RFID kembali terganjal karena ada permasalahan harga. Persoalan harga, kata dia, adalah urusan Pertamina dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti), perusahaan yang memenangkan tender pengadaan sistem monitoring dan pengendalian BBM. (baca:Pemasangan RFID di Jakarta Tak Capai Target)
"Sekarang urusan Pertamina dengan Inti, jadi sudahlah, kami biasa saja. Semua orang ingin cepat beres, tapi kalau sulit kan enggak bisa cepat-cepat," kata Jero.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengkritik program pengendalian konsumsi BBM dan konversi energi belum juga membuahkan hasil. Menurut dia, akibat kegagalan tersebut, belanja subsidi bakal membengkak karena konsumsi BBM meningkat. (baca:Subsidi Membengkak, Hatta: RFID Omong Doang!)
"Sekarang mana program RFID, mana program pengendalian? Omong doang!" kata Hatta.
Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014, kuota penyaluran BBM bersubsidi dipatok 48 juta kiloliter. Untuk menjaga penyaluran BBM bersubsidi sesuai dengan kuota, Pertamina bekerja sama dengan PT Inti berencana memasang label radio-frequency identification (RFID) pada kendaraan bermotor agar penyaluran BBM bersubsidi dapat terpantau.
Namun, di wilayah DKI Jakarta saja, dari 4,5 juta unit kendaraan beroda empat atau lebih, baru sekitar 292.000 unit yang dipasangi label RFID hingga pertengahan Maret 2014.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Terpopuler
Lion Air: Penundaan karena Masalah Operasional
Telat 18 Jam, Lion Air Terancam Didenda
Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat
PU: Jalan Tol Sumatera Tak Mungkin Dibangun Tahun Ini