TEMPO.CO, Washington - Sebanyak 14 orang dilaporkan tewas, sedangkan 176 orang masih dinyatakan hilang dalam musibah longsor yang melanda Desa Oso di Snohomish, Arlington, negara bagian Washington, Amerika Serikat, pada Sabtu pagi, 22 Maret 2014 kemarin.
Musibah ini terjadi karena ketidakstabilan tanah akibat hujan deras di wilayah ini pada bulan lalu. Dalam 45 hari terakhir, menurut Lembaga Cuaca Nasional, daerah tersebut memiliki curah hujan yang dua kali lebih tinggi di atas curah hujan normal, setidaknya 15 inci lebih tinggi dari biasanya. Bahkan, curah hujan yang lebih tinggi diperkirakan akan turun pada Selasa, 25 Maret 2014.
Hujan deras semakin memperparah struktur tanah yang memang tak stabil di wilayah ini. Daerah ini pernah mengalami longsor yang sama pada 2006. Erosi yang pernah terjadi inilah yang membuat stuktur tanah tak stabil.
“Ini insiden yang tak terduga. Tak ada peringatan sebelumnya,” kata John Pennington, direktur manajemen darurat, di Snohomish, kepada USA Today.
Akibat ketidakstabilan tanah ini, area seluas 1500 kaki longsor dan memblokir aliran Sungai Stillaguamish sehingga akhirnya membuat tujuh rumah tergenang air hingga ke atap. Namun, air mulai merembes pada Minggu kemarin dan mengalir sekitar puing-puing.
Namun, hal ini juga menimbulkan masalah baru. Merembesnya air memang akan membuat banjir surut, tapi air akan merembes ke wilayah longsoran. Hal ini akan membuat tanah longsoran menjadi semakin berlumpur sehingga pencarian akan sulit dilakukan.
ANINGTYAS JATMIKA
Terpopuler:
MH370 Jatuh, Seluruh Awak dan Penumpang Tewas
Jatuhnya MH370 Diungkap Satelit Inggris
Pernyataan Lengkap PM Malaysia Soal MH370