TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Roy Morgan Indonesia Ira Soekirman mengatakan elektabilitas Partai Demokrat turun karena dampak pemberitaan negatif para kadernya. Suara partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ini diperkirakan lari ke partai saingannya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
“Berita-berita mereka banyak yang kurang baik belakangan ini. Seperti terkait pimpinan Demokrat atau anggotanya yang berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ini semua berimbas pada menurunnya popularitas mereka,” katanya saat dihubungi Tempo, Senin, 24 Maret 2014. (Baca: Bendung Efek Jokowi, Demokrat Andalkan SBY).
Ira menduga suara pemilih Demokrat pada pemilu sebelumnya akan berpindah ke PDI Perjuangan, Partai Gerakan Indonesia Raya, dan Partai Hati Nurani Rakyat. “Tapi kebanyakan ke PDIP karena elektabilitas partai itu makin kuat dan bagus,” ujarnya.
Daya tarik partai yang digawangi Megawati Soekarnoputri itu karena faktor calon presiden tunggalnya, Joko Widodo. “Jokowi banyak sekali efeknya. Kami bisa melihat PDIP naik sejalan dengan naiknya popularitas Jokowi,” katanya. Masyarakat menilai Jokowi identik dengan partai berlambang banteng moncong putih itu. (Baca: Anies Baswedan Tolak Jadi Jurkam Demokrat).
Di lain pihak, faktor lain yang membuat Demokrat makin terpuruk adalah konvensi Demokrat yang tak berhasil. “Sampai sekarang hingga Februari, tidak ada tanda-tanda juga dari Demokrat. Siapa yang mau diusung jadi calon dari 11 orang peserta itu. Semuanya dibiarkan jalan sendiri,” katanya.
Sebelumnya, Roy Morgan mengeluarkan hasil polling partai politik dari Oktober 2013 hingga Februari 2014. Dari 12 partai, Partai Demokrat merupakan salah satu partai yang mengalami penurunan elektabilitas yang tajam, yakni dari 15 ke 10 persen. (Baca juga: Ruhut Anggap Jokowi Kalah Pamor di Sumatera).
Sebaliknya, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terus menanjak, dari 24 persen ke 29 persen. Partai lainnya juga naik. Partai Gerindra naik dari 13 ke 15 persen dan Partai Hanura naik dari 5 ke 7 persen.
FEBRIANA FIRDAUS