TEMPO.CO, Malang - Pemerintah Kota Malang merencanakan pembangunan terminal peti kemas. Detail engineering design (DED) atas terminal peti kemas yang bakal dibangun di kawasan Tasik Madu itu telah disusun. "Kami akan gandeng investor," kata Wali Kota Malang Mochammad Anton, Selasa, 25 Maret 2014.
Terminal peti kemas dibangun untuk memudahkan pengusaha menata aktivitas bongkar-muat peti kemas. Dengan begitu, kendaraan pembawa peti kemas yang menuju Kabupaten Malang tak harus melintasi Malang. Sebab, kendaraan ini kerap menyebabkan kemacetan di jalur utama Kota Malang.
Pemerintah Malang berharap kemacetan lalu lintas dapat diatasi dan pendapatan asli daerah bertambah melalui proyek ini. Selain mengadakan terminal peti kemas, kata Anton, pemerintah Malang berencana membangun jalur lingkar timur untuk mengurai kemacetan di dalam kota. Namun pembangunan ini terkendala pembebasan lahan.
Pakar transportasi dari Universitas Brawijaya Malang, Harnen Sulistyo, memprediksi Kota Malang macet total pada 2015. Sebab, tingkat pertumbuhan kendaraan tak sebanding dengan pertambahan panjang jalan raya. Saat ini jumlah kendaraan rata-rata per jalur mencapai 800-1.200 unit per jam. Sedangkan di sejumlah ruas utama mencapai 1.400 unit lebih per jam.
"Perlu dibuat cetak biru transportasi Malang hingga 2020," kata Harnen. Cetak biru transportasi meliputi angkutan massal, jalur alternatif, serta manajemen dan rekayasa lalu lintas. Harnen yang juga Ketua Bidang Keselamatan Lalu Lintas Masyarakat Transportasi Indonesia Jawa Timur ini menjelaskan, kemacetan sering terjadi saat pagi dan sore hari di jalur utama Kota Malang.
Selama ini kemacetan juga sering terjadi di kawasan perbatasan Malang-Kota Batu dan Kota Malang-Kabupaten Malang. Cetak biru transportasi, kata dia, tak membutuhkan anggaran besar asalkan Pemerintah Kota Malang berkomitmen menata lalu lintas.
"Kota maju jika transportasinya maju," katanya. Selama ini penataan jalur di Malang amburadul. Bahkan angkutan umum tak ditata dengan bagus. Akibatnya, masyarakat sering menggunakan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor. Karena itu, kemacetan sering terjadi di sejumlah jalur utama di Malang.
EKO WIDIANTO