TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat meminta waktu satu pekan untuk menjawab surat Menteri Keuangan Chatib Basri terkait dengan evaluasi program mobil murah ramah lingkungan (low-cost green car/LCGC). Hidayat menyatakan sedang melakukan evaluasi untuk mengetahui secara persis pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh LCGC.
Menurut Hidayat, teknologi yang dipakai LCGC mampu menghemat BBM secara signifikan. "Itu kan mampu menghemat dari 1 liter untuk 12 kilometer menjadi 1 liter untuk 20 kilometer," kata Hidayat di Karawang, Rabu, 26 Maret 2014.
Selain itu, menurut dia, jumlah produksi LCGC kurang dari 10 persen produksi mobil secara nasional. "Hanya 30 ribu unit, produksi nasional kan mencapai 1,2 juta," katanya.
Pada akhir pekan lalu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengirim surat kepada Kementerian Perindustrian untuk meninjau efektivitas penggunaan bahan bakar nonsubsidi dalam program mobil murah.
Namun Chatib tidak menjawab dengan tegas saat ditanya apakah intensif untuk program LCGC dicabut jika hasil evaluasi menunjukkan adanya pembengkakan konsumsi BBM bersubsidi. Dia hanya mengatakan keputusan ihwal hasil evaluasi akan dibahas bersama Kementerian Perindustrian.
Program LCGC diatur melalui Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/7/2013 tentang pengembangan produksi kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan berharga terjangkau. Melalui program tersebut, produsen mobil murah mendapatkan fasilitas berupa keringanan pajak pertambahan nilai atas barang mewah (PPnBM).
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler :
Bisnis Travel Online Menjanjikan
Garap Pasar Al-Quran, Indah Kiat Gandeng PBNU
Modal Wirausaha Kaum Muda Dikucurkan Usai Pemilu