TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Umum Ikatan Alumni Certified Securities Analyst (CSA) Reza Priyambada memprediksi terjadi pengutan indeks harga saham gabungan. IHSG diperkirakan berada pada rentang support 4.680-4.689 dan resisten 4.720-4.722. Hal itu terjadi karena indeks masih memberikan sinyal adanya daya beli untuk menahan penurunan lanjutan IHSG. "Aksi beli ini dapat berlanjut jika didukung penguatan kembali sejumlah bursa saham global, sehingga IHSG pun tidak kembali melemah," katanya dalam analisanya, Rabu, 26 Maret 2014.
Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.712,77 (level tertingginya) pada awal sesi pertama dan menyentuh level 4.694,25 (level terendahnya) pada tengah sesi kedua, serta berakhir pada level 4.703,09. Volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Meski secara teknikal memberikan sedikit indikasi dan peluang akan keberlanjutan kenaikan, nyatanya laju IHSG terhalangi sentimen yang ada. Di sisi lain, meski dari dalam negeri tidak ada hal yang negatif dan bahkan terdapat sentimen positif dari menguatnya nilai tukar rupiah, tampaknya ini belum membuat tren IHSG berbalik arah.
Hal itu terjadi lantaran serangan aksi jual terjadi setelah pelaku pasar terimbas pelemahan sejumlah bursa saham Asia yang merespons pelemahan bursa saham AS karena indeks manufakturnya turut menurun, seperti yang juga terjadi pada Cina dan zona Eropa.
Laju rupiah masih dalam tren kenaikannya, meski dibayangi pelemahan pada bursa saham. Menguatnya beberapa mata uang emerging market, yang terimbas terapresiasinya yuan meski ekonomi Cina dinilai masih dalam perlambatan, memberikan sentimen positif bagi penguatan lanjutan rupiah.
Padahal, yuan sempat melemah karena sentimen tersebut. Namun dapat terangkat meski tipis setelah PboC menaikkan reference rate yuan sebanyak 0,04 persen ke level 6,1426 per dolar AS. Terapresiasinya rupiah juga didukung kenaikan rupee, seiring harapan positif pemilu dan kenaikan pound sterling setelah BoE memberi sinyal potensi kenakan suku bunga. Laju rupiah melewati kisaran level resisten 11.378.
ANANDA PUTRI