TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menyatakan pembangunan Terminal Kalibaru sebagai pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, mendesak. "Ini urgen sekali mengingat adanya pengembangan volume barang sangat cepat," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Boby Mamahit, Selasa, 25 Maret 2014.
Menurut Boby, pembangunan Terminal Kalibaru ini merupakan proyek jangka menengah untuk mengantisipasi kelebihan kapasitas di Tanjung Priok. Sedangkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan langkah antisipasi jika kedua terminal itu masih kelebihan beban. (baca:Proyek Pelabuhan Cilamaya Tak Akan Dibatalkan)
Setiap tahun, kata dia, pertumbuhan volume barang meningkat cukup signifikan. Pertumbuhan peti kemas saja naik 10-15 persen per tahun.
PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II menargetkan kegiatan operasional Terminal Kalibaru berjalan pada akhir 2014. Pembangunan pelabuhan yang disebut New Priok ini diperkirakan menghabiskan dana investasi US$ 2,47 miliar, atau sekitar Rp 22,66 triliun. Dana diambil dari kas internal perusahaan dan obligasi.
Adapun pembangunan New Priok telah dimulai sejak Desember lalu oleh PT Pembangunan Perumahan dengan biaya investasi sebesar Rp 22,66 triliun untuk tahap I. Pelindo II juga telah menetapkan preferred bidder untuk mitra operasional terminal peti kemas pertama, yaitu Mitsui & Co. (baca:Pelindo II-Mitsui Sepakati Pengelolaan New Priok)
Dalam pembangunan tahap pertama, New Priok akan terdiri atas tiga terminal peti kemas dan dua terminal produk bahan bakar. Terminal akan dibangun di atas lahan seluas 195 hektare dengan penambahan kapasitas 4,5 juta TEU peti kemas serta 9,4 juta meter kubik produk minyak dan gas. Pelindo menargetkan pembangunan tahap I selesai pada 2018.
AYU PRIMA SANDI
Terpopuler
MH370 Turun dari Ketinggian karena Ada Lubang?
Telat 18 Jam, Lion Air Terancam Didenda
Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat